MESKI baru berakhir 2 September lusa, pesta olahraga bangsa-bangsa Asia, Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang sudah dapat disimpulkan sukses penyelenggaraannya, sukses pula prestasi yang dicapai bangsa Indonesia. Sukses penyelenggaraan dimulai sejak upacara pembukaan Asian Games pada 18 Agustus yang spektakuler. Dengan penyelenggaraan Asian Games sebagai pertaruhan martabat bangsa, sajian di pembukaan itu mencerminkan ketinggian dan kemajuan bangsa Indonesia. Diharapkan, sampai penutupan yang tersisa beberapa hari ini, tidak ada hal yang bisa mengurangi nilai tinggi yang telah dicapai tersebut. Salah satu dasar sukses penyelenggaraan Asian Games adalah pengedepanan sportivitas bangsa. Dari sportivitas para atlet dan pelatih di arena pertandingan, hingga sportivitas warga yang dengan animo besar untuk menonton tetap tertib antre beli tiket di berbagai lokasi pertandingan. Bahkan ketika kehabisan tiket, mereka tetap tertib menonton pertandingan lewat layar lebar yang disediakan di luar. Dengan semua sukses aspek penyelenggaraan Asian Games terlihat peradaban bangsa ini makin maju. Kemudian sukses prestasi. Bukan hanya diukur dari perolehan medali melampaui target yang diberikan Presiden Jokowi 16 medali emas. Atau, perolehan medali dan peringkatnya lebih baik dari yang dicapai di Asian Games 2014 dengan 4 medali emas dan peringkat ke-17. Tapi, sukses prestasi ini mencapai yang terbaik sepanjang sejarah sejak Indonesia mengikuti Asian Games perdana di New Delhi 1951. Termasuk, sukses prestasi ini melebihi keberhasilan di Asian Games 1962 di Jakarta, Indonesia memperoleh 51 medali terdiri dari 11 emas, 12 perak, dan 28 perunggu. Atas semua dimensi sukses tersebut, editorial Media Indonesia (29/8/2018) menyebut, Asian Games 2018 merupakan momentum kebangkitan olahraga nasional di tingkat internasional. Momentum itu terlihat pada posisi Indonesia di peringkat keempat dari 45 negara Asia, setelah Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan. Ke depan tentu upaya kita harus lebih serius meningkatkan prestasi ke tingkat yang lebih tinggi, Olimpiade Tokyo 2020. Modal Indonesia adalah medali emas Olimpiade dari bulu tangkis yang telah diraih Alan Budikusuma (1992), Susi Susanti (1992), Rexy Mainaky/Ricky Subagja (1996), Tony Gunawan/Candra Wijaya (2000), Taufik Hidayat (2004), dan Markis Kido/Hendra Setiawan (2008). Dengan itu, plus empat besar Asian Games 2018, kita tidak berangkat dari nol ke Olimpiade Tokyo 2020.
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar