KETUA Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani tidak khawatir jika tahun politik akan berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia. Menurut dia, kontestasi pemilu atau pilkada bukan sesuatu yang akan mengancam situasi ekonomi maupun investasi. "Kalau dibilang waspada, ya enggaklah. Ini sesuatu yang normal," ujarnya. Rosan memandang pemilu sebagai siklus lima tahunan yang rutin dilakukan. Ia berkaca pada Pilkada serentak 2017 dan 2018 yang berjalan aman tanpa gejolak ekonomi berarti. "Selama mindset kita normal, tidak perlu ketakutan menghadapinya," kata dia. (Kompas.com, 3/8) Hal senada datang dari Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ia menepis kekhawatiran suhu politik yang panas akan berpengaruh negatif, khususnya terhadap investasi. Menurut dia, tahun politik justru membawa angin segar bagi aktivitas ekonomi. Umumnya pada masa kampanye para calon kepala daerah, calon anggota legislatif, maupun calon presiden dan wakil presiden, menggelar acara bersama simpatisan. Belum lagi jika ada calon yang diam-diam berpolitik uang, akibatnya konsumsi di perdesaan akan naik karena momentum tersebut. Asumsi Jusuf Kalla itu mendekati realitas. Lebih banyak uang beredar di desa seusai pilkada serentak akhir Juni 2018, pada Juli 2018 inflasi di perdesaan mencapai 0,82%, jauh di atas inflasi nasional 0,28%. (Kompas, 3/8) Konsumsi dan daya beli masyarakat desa naik didorong limpahan uang pilkada, inflasi jadi melonjak di perdesaan. Sudah tentu selain dorongan faktor-faktor laten pada inflasi. "Positifnya, konsumsi akan naik. Kenapa? Bukan lagi rahasia umum karena banyak calon partai-partai itu membelanjakan macam-macam," ujar Kalla. Tidak hanya kontestan, penyelenggara pemilu juga mengeluarkan dana ekstra untuk sosialisasi hingga persiapan hari pencoblosan. Pengalaman dua pilkada serentak yang berjalan aman dan tidak berpengaruh negatif terhadap perekonomian nasional, terutama dunia usaha, yang menjadi dasar keyakinan Ketua Kadin bahwa tahun politik ke depan demikian juga adanya adalah berdasar kenyataan perekonomian dan masyarakat tetap kondusif dalam dua pesta demokrasi tersebut. Ekonomi tetap kondusif dalam pesta demokrasi itu karena kondisi ekonomi secara umum memang baik dan stabil, fondasi makro juga mikronya seimbang. Secara makro semua indikatornya positif, di sisi mikro dunia usaha tenang, tidak ada PHK massal. Betapa berat pun sebenarnya tekanan krisis perang dagang.
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar