KONSUMSI rumah tangga penyumbang 55,43% PDB kuartal II 2018 tumbuh 5,14%, dibanding dengan periode sama tahun lalu 4,95%. Itu bisa ditafsir masyarakat kian konsumtif. Namun, itu tidak perlu dicemaskan karena peningkatan konsumsi itu didukung pertumbuhan tertinggi di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 9,93%, serta lapangan jasa lainnya yang merajut sektor informal 9,22%. Kedua sektor tersebut tempat mayoritas warga lapisan bawah berada. Dengan demikian, bisa diasumsikan, tingginya konsumsi rumah tangga juga dinikmati masyarakat lapisan bawah. Namun, sejauh apa penikmatan itu bisa dikategorikan menikmati kemajuan, masih harus dilihat komponen pendukungnya. Salah satu wujud kemajuan zaman now di masyarakat lapisan bawah dibanding dengan dekade lalu adalah di setiap rumah ditemukan sepeda motor, buruk pun rumahnya. Memang itu berkat kemudahan mendapatkan kredit sepeda motor dengan uang muka hanya Rp500 ribu, yang bisa dari menyisihkan dana Program Keluarga Harapan (PKH). Namun, arti sepeda motor itu sangat vital bagi warga, dari menghemat ongkos anak ke sekolah sampai mengangkat rumput dari mengarit yang dijual per ikat besar Rp20 ribu, per hari bisa tiga sampai empat ikat sebagai sumber penghidupan. Ini layak dicatat sebagai wujud kemajuan karena sebelumnya rumput itu dipikul jauh dari tempat mengarit ke kandang ternak pelanggan. Sejauh apa peningkatan nikmat kemerdekaan bagi masyarakat lapisan bawah dari sisi ini, tampak pada pertumbuhan penjualan sepeda motor pada kuartal II 2018 itu sebesar 18,96%. Andaikan sepeda motor baru itu lebih banyak terserap kalangan mampu, lapisan terbawah mendapat motor bekasnya yang fungsinya tetap bisa dinikmati. Menurut Kepala BPS Suhariyanto, hal itu menunjukkan adanya perbaikan daya beli masyarakat golongan menengah ke bawah. "Motor kan biasanya digunakan golongan menengah ke bawah. Dengan penjualan meningkat menunjukkan golongan menengah ke bawah mulai menggeliat," ujarnya. (Kompas.com, 6/8) Pembeda kedua tanda kemajuan adalah ada gadget atau hape di setiap rumah. Kalau lapisan atas beli Samsung Note 9 128 Gb seharga Rp13 juta, warga lapisan bawah cukup telepon pintar buatan Tiongkok di bawah Rp1 juta, yang mendorong komponen transportasi dan komunikasi tumbuh 5,32%. Meski hape murah, tetap bisa menikmati hiburan dan pengetahuan, juga memilih materi dakwah terbaik. Jadi, selain untuk komunikasi, juga mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat konstitusi. (Bersambung)
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar