Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Iran, Contoh Buruk Pemilu Presiden!

"PRIHATIN kita atas perkembangan terakhir Iran!" ujar Umar. "Meski apa yang sebenarnya terjadi di sana tak jelas, karena sampai kemarin wartawan asing dilarang masuk, dari video amatir rekaman warga yang lolos keluar lewat internet terlihat betapa buruknya gambaran situasi di Iran! Banyak demonstran pemrotes hasil pemilu tewas oleh kekerasan pihak militer!"

"Peristiwa di Iran penting sebagai pelajaran bagi pemilihan umum (pemilu) presiden, yang dari berita resmi sebelum kerusuhan terjadi, pasalnya diketahui akibat pekerjaan panitia pelaksana pemilu (semacam KPU) yang kurang beres!" timpal Amir.
"Malangnya, ketika pelaksana tersebut siap melakukan penghitungan ulang atas kemenangan Ahmadinejad 70 persen, demo besar-besaran justru melanda Teheran, dan korban berjatuhan! Kesiapan hitung ulang dinilai sebagai pengakuan dan bukti ketidakberesan pelaksanaan pemilu!"
"Padahal aku amat bangga dengan Iran di bawah kepemimpinan Ahmadinejad! Iran telah menjadi benteng dunia Islam yang berani menantang Israel dan sekutu Baratnya!" tegas Umar. "Aku curiga, kisruh Iran merupakan buah skenario Yahudi mengacau negeri itu lewat unsur-unsur dalam negeri karena pengaruh luar gagal untuk menembusnya!"

"Curiga boleh saja karena kemungkinan untuk itu dilihat dari propaganda Barat merusak citra Iran selama ini juga cukup bertubi-tubi!" sambut Amir. "Masalahnya, karena terlalu defensif hingga antipati dan menutup diri pada Barat, pemilu presiden yang dilakukan juga dilakukan tertutup dari dunia luar! Bahkan sampai kemarin, pers asing masih dilarang masuk! Padahal, kalau bebas disaksikan observer internasional dan pers asing, kemenangan 70 persen Ahmadinejad tak terhujat!"

"Tapi objektif saja, Ahmadinejad sebenarnya tidak menutup diri pada media dan kekuatan Barat! Tahun lalu dia keliling dunia Barat dan roadshow di Amerika Serikat!" entak Umar. "Tapi justru Barat dipelopori Israel yang prejudice, propagandanya membuat kesan Ahmadinejad membentengi diri dari segala bentuk media dan kekuatan Barat!"


"Tapi propaganda Barat itu dijustifikasi tindakan Iran sendiri, seperti melarang pers dan pemantau asing meliput pemilu presiden, bahkan ketika timbul masalah!" timpal Amir. "Begitupun, andai kubu Musavi, pesaingnya, tak didukung 'dinasti' Rafsanjani yang bukan saja populer di luar negeri, melainkan juga berakar di sayap modern warga Iran, Ahmadinejad tak terpojok seburuk sekarang! Itu jelas memprihatinkan, seperti kata Dubes RI di Iran pada Metro TV kemarin, dua hari ini situasi Teheran relatif terkendali karena militer berhasil mengantisipasi semua titik temu massa! Artinya, Ahmadinejad telah berhasil melumat demokrasi massa sipil dengan kekuatan militer!" ***

0 komentar: