Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Kepedulian buat Anak-Anak Malang!

"KEPEDULIAN! Itulah kata sederhana tapi amat sulit diperoleh anak-anak malang penderita gizi buruk dari mereka yang berjanji menyejahterakan rakyat!" ujar Umar.
"Sukria, setelah tiga pekan dirawat dalam keadaan tak sadar dan kemudian dibawa orang tuanya keluar dari RSUAM, Bandar Lampung, akhirnya menyusul Maulana, Elva, dan Wiji yang lebih dulu jiwanya direnggut busung lapar di RSU tersebut! Sejak dari tempat meninggal di rumah pamannya, Tanggamus, sampai jenazah Sukria dimakamkan di kampungnya, Lampung Timur, tak satu pun mereka yang berjanji menyejahterakan rakyat itu peduli melayatnya!"

"Tiadanya kepedulian terhadap anak-anak malang bergizi buruk yang mencapai klimaks burung lapar itu menunjukkan, sebenarnya mereka menjanjikan kesejahteraan rakyat itu tanpa manajemen!" timpal Amir. "Apalagi managemen mutakhir arahan Jim Collin, lewat buku Good to Great, untuk mengelola kegiatan mencapai suatu tujuan yang pertama harus ditangani adalah fakta-fakta brutal yang timbul dalam lingkup kegiatan tersebut! Letusan gizi buruk dengan rentetan kasus busung lapar yang menelan korban jiwa berantai, jelas fakta brutal dalam lingkup kegiatan menyejahterakan rakyat! Kalau fakta-fakta brutal itu tak dieliminasi, jelas akan menjadi komplikasi rumit yang sekaligus menghambat usaha menyejahterakan rakyat!"

"Memang, tak ada kamus yang menyebut rakyat sejahtera ketika dicekam gejala gizi buruk, apalagi dilanda kematian berantai akibat busung lapar!" tegas Umar. "Logika sederhana seperti itu layak menjadi pertimbangan guna membuka mata hati terhadap realitas kehidupan rakyat yang masih amat menyedihkan sebagai produk ketakpedulian justru dari mereka yang berjanji dan secara formal berkewajiban menyejahterakan rakyat! Betapa, dengan maraknya gizi buruk dan
busung lapar menelan korban jiwa memberi petunjuk, kesejahteraan yang dijanjikan semakin jauh dari harapan!"

"Dihadapkan pada ekspektasi rakyat yang tinggi untuk mewujudkan kesejahteraan dalam era otonomi daerah, pukulan peristiwa-peristiwa yang menjurus ke arah sebaliknya itu secara langsung bisa menurunkan tingkat harapan dan kepercayaan rakyat kepada mereka yang sebelumnya rakyat dukung berkat janji-janji yang memekarkan harapan!" sambut Amir. "Untuk itu, di tengah situasi memuncaknya gejala gizi buruk, tak ada kata terlambat merehabilitasi kepedulian terhadap bencana sosial tersebut! Sebab, semakin tidak dipedulikan gejala yang semakin marak itu, tanpa antisipasi lebih progresif, kejadian buruk bisa terus mengentak bertubi-tubi, akan semakin keras pula tamparan menuntut tanggung jawab ke pengobral janji menyejahterakan rakyat!" ***

0 komentar: