Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Mega-Pro vs JK-Win ke Putaran Dua!

"MENURUT prakiraanmu, pasangan Mega-Pro atau JK-Win yang maju ke putaran dua?" tanya Temin.
"Kalau prakiraanku, di putaran dua nanti yang bertarung Mega-Pro lawan JK-Win!" jawab Temon. "Nah, langsung jadi penasaran!"
"Jelas penasaran!" timpal Temin. "Pertanyaanku Mega atau JK, kau jawab Mega lawan JK! Kutanya prakiraanmu, kau jawab dengan harapanmu!"
"Dari ekspresimu, kau bukan keberatan soal atau dijawab jadi lawan!" tukas Temon. "Melainkan, lebih keberatan pada pasangan yang masuk final!"
"Mungkin tadi begitu!" kilah Temin. "Tapi segera kusadari, kalau bercanda kau suka ngaco!"

"Siapa yang ngaco?" entak Temon. "Itu salah satu kemungkinan yang bisa terjadi dalam pilpres kali ini! Dan ibarat bal-balan, pertandingan baru akan dilakukan 8 Juli. Jadi, hanya jika sudah pasti bola tidak bunder dan wasit bakal berpihaklah salah satu tim bisa memastikan bakal menang! Apa kau sudah tahu ada dasar untuk mengklaim seperti itu, hingga hal wajar pun kau sebut ngaco?"

"Susah ngomong ama Lo! Ngejebak melulu!" tukas Temin. "Pakai akal sehatlah! Dalam pilkada saja sulit menyaingi incumbent, kecuali diadu dengan jagoan muda yang betul-betul solid, seperti di Lampung Barat, Tanggamus atau Jawa Barat! Pesaing model itu tak ada di pilpres ini!"
"Cuma karena tak ada pesaing muda saja asumsi incumbent susah dikalahkan?" kejar Temon.

"Asumsi terkuatnya, incumbent sudah terbukti, sedang contender baru janji!" tegas Temin. "Ini contohnya, sebaran berita JN News hari ini di hape-ku: Di era SBY, 3.157 kasus korupsi ditangani. Di antaranya 127 kasus melibatkan pejabat dan mantan pejabat negara yang diproses secara hukum dan dipenjara, ujar Idhi Siregar, S.H."


"Menjaring koruptor itu seperti menjala ikan!" timpal Temon. "Di air yang banyak ikannya, setiap tebar banyak ikan yang tersangkut di jala! Sedang di tempat yang tak ada ikannya, sampai bungkuk pun menebar jala, tak seekor pun ikan tersangkut! Berita itu menunjukkan ternyata di era ini makin banyak koruptor!"

"Inilah yang membuat aku ogah bicara ama Lo! Cerita apa pun, kau pelintir!" entak Temin.
"Dipelintir bagaimana? Kau minta pakai akal sehat! Bicaraku kan logis, aktualisasi akal sehat!" timpal Temon. "Akal sehat rakyat juga mengikuti logika-logika di lingkungan sekitar mereka, mirip logika menjala tadi! Jangan kira ketika orang pintar bicara A lalu mereka tafsirkan A juga! Bisa-bisa, sesuai dengan logika lingkungannya, ditafsirkan Z!"

"Kalau begitu, aku rakyat desa, bisa berlogika seperti itu juga!" sambut Temin. "Betul, pasangan Mega-Pro akan bertarung lawan JK-Win di putaran dua pilpres...mbesok! Tafsirkan sendiri!"
"Ternyata kau bisa sinis juga!" tegas Temon. "Mbesok, bahasa Jawa, bisa berarti besok, tapi lebih sering berarti sometime in the future!" ***

0 komentar: