"KRIMINALITAS bermotif sosial-ekonomi marak di Lampung, dari mencuri laptop di masjid, burung piaraan, sampai membongkar ATM dan peti baja--brankas!" ujar Umar.
"Apakah semua itu semata akibat kesulitan ekonomi rakyat memuncak, atau implikasi runtuhnya moralitas masyarakat?"
"Akibat komplikasi dari kedua faktor tersebut--kesulitan ekonomi yang diletuskan kemerosotan moralitas!" jawab Amir. "Sulit, buntu, atau terjepit kesulitan sosial-ekonomi seperti apa pun, kalau dasar moralnya kokoh, orang tak akan terjerumus jadi kriminal! Sebaliknya kalau dasar moralnya rapuh, kaya bergelimang harta pun tetap ngebut korupsi! Model ini menjadi inspirator bagi mereka yang menghadapi kesulitan hidup--yang sudah kaya berlebihan saja masih nyolong, konon lagi yang melarat terdesak pula! Komplikasinya, sudah pun miskin, kurang kuat pula moralnya, dimulai dari nekat, kemudian 'terpaksa' jadi kebiasaan!"
"Pertama adalah orang-orang bijak yang dengan tangkas menyatakan setiap kejahatan itu cuma kasuistik!" timpal Amir. "Karena dengan itu bisa jadi mereka sengaja menyembunyikan kenyataan bahwa buah-buah busuk itu rontok dari pohon masyarakat di mana mereka sebagai akar, batang, dahan atau daunnya! Pohon masyarakat itu adalah sebuah sistem sosial yang berputar
"Dengan asumsi buah-buah busuk itu jatuhan dari pohon masyarakat yang pohon tersebut adalah kita semua, berarti kita harus berani menyikapi bahwa mereka yang bernasib malang jadi kriminal itu adalah juga anak-anak kita semua!" tegas Umar. "Artinya, hanya dengan memenjarakan mereka takkan menghentikan pertumbuhan buah busuk jika kita tetap hidup dengan cara dan gaya yang memutar sistem sosial sekarang--penyebab busuknya buah-buah tersebut!"
"Jadi, komplikasi motif sosial-ekonomi dengan keruntuhan moralitas itu terjadi sebagai akibat anomali dalam sistem sosial yang sadar atau tidak kita jalankan selama ini!" timpal Amir. "Hanya jika kita mau jujur pada diri sendiri dan meluruskan kembali sikap dari anomali tersebut, buah busuk itu bisa dikurangi! Jika tidak, juga bukan salah kita! Melainkan sistem, yang lepas dari kendali kita!" ***
0 komentar:
Posting Komentar