KAKEK dari kota kecil mengunjungi cucunya di kota besar. Di gerbang cluster, taksinya tak boleh masuk. Satpam menanya mau bertamu ke rumah siapa, nomor berapa, kakek sebagai apanya. Usai dicek dan dapat izin dari pemilik rumah, barulah satpam membuka gerbang .
"Baru tahu Kakek, cucunya hebat!" ujar cucu nyombong. "Mau bertamu ke rumahnya saja harus diproses satpam baru bisa masuk!"
"Betul!" sambut kakek. "Orang kota besar banyak akal! Karena rumahnya dalam gang, mulut gangnya dari jalan besar dipasang gerbang dan dijaga satpam, diberi nama modern--dulu Gang Nenas, diubah jadi Cluster Pineaple!"
"Kakek sok tau!" tukas cucu. "Ini perumahan real estate, cluster-nya didesain sejak awal!"
"Begitulah pintarnya real estate!" timpal kakek. "Karena rumah dalam gang harganya rendah, dibuat cluster yang dijaga satpam, harganya jadi lebih mahal karena keamanan terjamin!"
"Bukan cuma itu, Kek! Gengsi cluster lebih tinggi! Mengajukan kartu kredit platinum, kalau alamat tinggal di gang, tak diberi! Kalau cluster, lancar!" jelas cucu.
"Bahkan, cluster inilah Republik Indonesia idaman, suatu wilayah negeri yang tak kenal pengemis, pengamen, fakir-miskin dan anak telantar! Selain dalam cluster tak ada yang tinggal, melintas saja mereka tak pernah!"
"Jelas kalian tak kenal kaum duafa itu, karena baru dekat gerbang saja sudah dihardik dan diusir satpam!" entak kakek. "Itu justru menunjukkan kalian terlalu eksklusif, tertutup dari mayoritas warga sebangsa yang hidup serbakekurangan! Akibatnya, kalian tak kenal amanat penderitaan rakyat, rasa senasib dan sepenanggungan sebagai sebuah bangsa!"
"Semua itu cuma klise, Kek!" jawab cucu. "Malah orang yang bicaranya mengumbar klise itu cuma sebagai topeng dari perbuatan mencundangi hak-hak mayoritas rakyat yang menderita! Masih mendingan kami warga cluster ini, meski terkesan kurang perhatian pada kaum duafa, kami tidak merongrong hak-hak rakyat jelata!"
Kakek terkesiap! "Tampaknya hal itu yang kurang kami sadari, warga luar cluster!" tukasnya. "Jika bisa diciptakan suatu masyarakat yang benar-benar bersih dari perongrong hak-hak rakyat jelata, negeri kita lebih mungkin untuk lebih cepat menjadi republik idaman!"
"Maka itu, justru untuk mengentaskan warga dari kemiskinan, perlu dibuat sistem cluster, program menangani kemiskinan dengan area terbatas yang kecil-kecil, memadukan usaha pemerintah dan warga masyarakat setempat!" tegas cucu. "Jika tidak di-cluster dengan batasan area tugas yang ketat, sukar dilihat hasilnya! Dengan sistem kelompok terbatas masyarakat, misalnya lewat koordinasi baitulmal setiap masjid, garapannya diharapkan bisa lebih efektif! Gambaran republik idaman bisa lebih terbayang jelas!"
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Kamis, 21 Januari 2010
'Cluster', Republik Indonesia Idaman!
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar