PADA hari ulang tahunnya, Desi dibawa tantenya yang bekerja di perusahaan asing ke petshop--tempat jualan hewan piaraan.
"Lihat itu hamster--tikus putih--berlari di sangkar berputar!" ujar tante. "Itu kucing anggora berbulu tebal, tidur melulu! Itu cihuahua, anjing mungil!"
"Semua menggemaskan, Tante!" sambut Desi.
"Kau suka yang mana?" kejar tante.
"Aku suka semua hewan piaraan ini!" jawab Desi. "Tapi tak bisa memeliharanya, karena aku alergi! Apalagi menggendong kucing anggora, hanya memegang hamster atau cihuahua saja alergiku kambuh! Maka itu, aku lebih suka hewan piaraan dalam bentuk artifisialnya, bonekanya!"
"Begitu? Tampaknya kau sudah terkena wabah yang menggejala di kalangan penguasa negeri transisi demokrasi!" sambut tante. "Seperti halnya kau suka hewan piaraan tapi alergi, penguasa juga menyatakan suka demokrasi, tapi secara nyata mereka alergi terhadap demokrasi dalam arti sesungguhnya! Untuk itu, mereka memilih penerapan demokrasi artifisial--demokrasi seolah-olah saja--mirip boneka kucing anggora!"
"Seperti apa demokrasi artifisial itu?" kejar Desi.
"Contohnya Pansus Century Gate di DPR yang ingin mewujudkan demokrasi sesungguhnya!" jelas tante. "Tapi karena kalangan penguasa alergi pada demokrasi sesungguhnya, mereka lakukan usaha-usaha untuk menjadikan kerja Pansus itu artifisial, dengan menebarkan pemahaman secara intens lewat media massa meyakinkan rakyat luas bahwa proses pengungkapan Century Gate itu politisasi! Jika rakyat luas meyakini kerja Pansus Century Gate cuma politisasi, proses demokrasi atas Century Gate telah menjadi artifisial--semata untuk tujuan politik tertentu!"
"Jadi, dengan usaha mengartifisialkan demokrasi, kalangan penguasa tak kambuh alerginya?" timpal Desi.
"Namanya juga usaha!" tukas tante. "Soal berhasil atau tidak, tergantung keuletan anggota Pansus Century Gate dalam mewujudkan demokrasi yang sesungguhnya! Setidaknya, dengan usahanya itu kalangan penguasa bisa merasa lebih nyaman sementara, ketimbang cuma pasrah pada proses yang kalau dibiarkan bisa memojokkan mereka!"
"Apa ukuran berhasilnya usaha itu?" tanya Desi.
"Usaha tersebut bisa disebut berhasil jika Pansus Century Gate gagal membuktikan penyalahgunaan kekuasaan oleh pejabat-pejabat tertentu dalam proses penyelamatan Bank Century!" jawab tante. "Sebaliknya, tindakan para pejabat tersebut justru diberi justifikasi dan legitimasi--pembenaran dan kekuatan dasar hukum! Jadi, Pansus bekerja cuma formalistis belaka, tidak betul-betul berusaha melakukan pembuktian asumsi-asumsi yang mendasari pembentukan Pansus itu sendiri!"
"Kalau kerja Pansus sekadar formalistis, demokrasi memang telah menjadi boneka kucing anggora!" timpal Desi. "Demokrasi artifisial!" ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Selasa, 12 Januari 2010
Demokrasi Boneka Kucing Anggora!
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar