"PUSING! Tahun 2010 semua naik!" keluh seorang ibu begitu duduk di angkutan kota.
"Sama, Bu! Aku lebih pusing lagi!" sambut tante di sampingnya. "Beras kualitas sedang naik jadi Rp7.000 per kg, gula lebih Rp10 ribu, minyak goreng juga! Semua naiknya hampir 20 persen, padahal kenaikan gaji pegawai negeri cuma lima persen!"
Si ibu kaget, sebab yang ia keluhkan naik tadi, hasil pemeriksaan darahnya di laboratorium! "Maksudku tadi, yang naik tensi dan unsur dalam darahku, gula, asam urat, kolesterol LDL, dan trigliserda!" jelasnya.
"Nah, itu dia penyebab alamiah kenaikan harga bahan pokok, selain dampak psikologis akibat kenaikan gaji pegawai!" entak tante.
"Penyebab apaan?" sambut ibu agak tersinggung.
"Kenaikan harga yang bersifat nyata berdasar hukum alam (sebab-akibat) justru disebabkan peningkatan konsumsi, antara lain akibat konsumsi berlebihan seperti yang ibu lakukan sebagaimana terbukti dengan kelebihan banyak unsur makanan dalam darah ibu!" jelas tante. "Sedang dampak psikologis akibat kenaikan gaji pegawai, nantinya akan menyesuaikan kembali (re-adjusment) pada level nyata peningkatan daya beli setara kenaikan gaji! Maka itu, kenaikan harga akibat kenaikan gaji lazim disebut dampak psikologis, sedang akibat peningkatan konsumsi dan daya beli masyarakat lebih bersifat riil sebagai aktualisasi hukum alam lewat proses sebab-akibat!"
"Tubuh manusia memang fana, sebagai bagian dari alam semesta sehingga tak terlepas dari hukum alam yang terpadu dengan (with-in) sistem sosial-ekonomi!" sambut ibu yang cepat menyadari tante di sisinya bukan orang sembarangan. "Tapi seperti penjelasan ahli di laboratorium soal kelebihan asam urat padahal saya disiplin ketat membatasinya pada makanan yang dikonsumsi, dalam proses hukum alam itu juga terjadi anomali! Dalam proses hukum alam, selain dari makanan, organ tubuh yang aus dikumpulkan ke hati, dari hati dilempar ke ginjal sebagai asam urat! Namun, ginjal sendiri sering tidak tuntas membuang asam urat ke urine, sehingga kembali ke darah dan menjadi beban dalam sirkulasi darah, bisa menggumpal jadi penyakit saluran darah tersumbat!"
"Maksud ibu dari semua itu?" potong tante.
"Banyak anomali dalam sistem ekonomi kita, sehingga mekanisme harga bisa seperti ginjal yang gagal membuang asam urat ke urine lalu menjadi beban dan penyakit dalam perekonomian bangsa!" tegas ibu. "Seperti beras, katanya overproduksi hingga harus ekspor, genjotan harganya justru melambung tinggi!"
"Dari semua itu terlihat, selain faktor hukum alam dan psikologis, terdapat faktor anomali yang justru dominan dalam sistem ekonomi kita!" tukas tante. "Dengan anomali yang membuat beras saat surplus harganya meroket itu membuktikan perekonomian kita menderita gagal ginjal!"
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Rabu, 20 Januari 2010
Semua Naik, Ekonomi Gagal Ginjal!
Label:
Ekonomi
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar