Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Modal Intelektual, IPM Indonesia di Bawah Palestina!


"PADA persaingan dunia yang menajam dalam ekonomi berbasis pengetahuan, kekuatan modal intelektual menjadi penentunya. Tapi, indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia justru di urutan 111 dari 180 negara (data PBB 5 Oktober 2009), di bawah Palestina di urutan 110," ujar Umar. "Peringkat itu di bawah Singapura (23), Kuba (51), Meksiko (53), Libia (55), Malaysia (66), Brasil (75), Bosnia (76), Thailand (87), China (92), dan Filipina (105)."

"Itu terlihat pada ekspor kita yang masih bahan mentah, dari kopi, lada, karet, sampai cokelat! Sedang Malaysia, sudah jadi pengekspor terbesar dunia semikonduktor—tinggi muatan pengetahuannya!" sambut Amir. "Modal intelektual itu investasi jangka panjang, terdiri dari sumber daya manusia berkualitas, cara berhubungan yang baik dan berkelanjutan, serta organisasi yang baik untuk memberi nilai tambah dalam perekonomian!"


"Investasi buat modal intelektual yang terpenting, usaha peningkatan kesehatan masyarakat dan pendidikan!" tegas Umar. "Bagaimana kesehatan rakyat mau meningkat kalau jatah berasnya sekelas makanan ternak, mayoritas anak fisiknya tak berkembang normal, peningkatan kecerdasan terhambat! Sedang pendidikan diliberalisasi lewat komersialisasi, banyak anak keluarga tak mampu yang kebetulan cerdas pendidikannya kandas!"

"Itu belum cukup!" timpal Amir. "Anak desa yang kreatif punya impian besar dihambat pembatasan urbanisasi kota besar, hingga kota besar jenuh dengan rutinitas, langka impian segar, bangsa kian tertinggal jauh dalam modal intelektual!"

"India, justru menyadari IPM-nya rendah (urutan 134) tidak ketat membatasi urbanisasi!" sambut Umar. "Itu menjadi kunci, meski IPM rendah, India maju dalam ekonomi berbasis pengetahuan yang mengatrol ekonomi negerinya tumbuh di atas 8 persen! Film Slumdog Millionaire manifestasinya, anak gelandangan mampu menjawab hingga pertanyaan terakhir Who Want to be Millionaire!"

"Televisi News Asia melaporkan, Bollywood bisa bertahan juga oleh dukungan darah segar impian anak desa!" tegas Amir. "Juragan film di Mumbai proaktif mencari ide-ide baru dari desa! Satu contoh, seorang pemuda desa membawa video demo, bukan hanya cerita dari demo itu yang diangkat! Aktris alami dalam demo itu dijemput ke desa untuk dijadikan bintang sinetron! Terakhir, gambar artis itu jadi iklan Nokia untuk India!"

"Pokoknya, banyak hal harus kita benahi untuk memperkuat modal intelektual dalam persaingan global!" timpal Umar. "Kalau terus melawan arus pembangunan SDM yang salah kaprah ini, kita bisa kian jauh tertinggal!" ***

0 komentar: