"SEIRING faktor nasib (luck) berperan 51 persen, hal lain yang juga menentukan dalam sepak bola justru gerakan tanpa bola!" ujar Umar. "Pemain yang gerakan tanpa bolanya baik, bukan ngos-ngosan mengejar bola, tapi ia justru lebih sering didatangi bola! Karena, gerakan tanpa bola itu antisipasi arah aliran bola, atau alternatif operan ketika teman terdesak!"
"Tim dengan gerakan tanpa bola yang baik akan menguasai bola lebih banyak, karena setiap pemain mendapat bola akan selalu ada teman di dekatnya yang kosong--tak terhalangi lawan--hingga bola selalu dikuasai timnya!" sambut Amir. "Prinsipnya, tim yang lebih banyak menguasai bola lebih punya peluang ketimbang tim yang pemainnya cuma ngudak-udak lawan yang selalu menguasai bola! Sedang tim yang gerakan tanpa bolanya buruk, akan lebih sering mati langkah sehingga sering menggantol atau menyerimpung dari belakang kaki lawan yang menguasai bola!"
"Tim yang gerakan tanpa bolanya cukup baik dalam Piala Dunia 2010 antara lain Jerman, Argentina, dan Pantai Gading!" timpal Umar. "Sedang pemain yang menonjol untuk itu, Mesut Ozil dan Lionel Messi! Dari kedua pemain ini terlihat hal penting lain dalam gerakan tanpa bola, yakni gerakan saraf di wajahnya yang selalu menebar senyum--tanpa kecuali saat jatuh diganjal lawan! Dengan senyum itu permainan jadi tak terbakar emosi, dibanding dengan pemain yang wajahnya selalu terlihat sangar seperti Wayne Rooney dan Drogba!"
"Senyum Ozil justru menjadi penyempurna indahnya permainan sepak bola yang dibangun oleh gerakan tanpa bola!" tegas Amir. "Indahnya gerakan tanpa bola dengan senyum Ozil bahkan bagaikan indahnya rangkaian ayat-ayat cinta, mengekspresikan sepak bola sebagai medium persahabatan dan solidaritas!"
"Itu karena Ozil orang Turki kelahiran Jerman, seperti Aisha Greimas, istri Fahri bin Abdullah Shiddiq dalam film Ayat-ayat Cinta yang diangkat dari novel karya Habiburrachman El Shirazy!" timpal Umar. "Ketika disajikan secara indah, permainan sepak bola memang bisa memikat untuk diikuti terus seperti membaca novel, hingga sayang kehilangan momen sekedip pun! Cuma sayangnya, dalam Piala Dunia sepak bola sejak 2002 sampai 2010 ini, keindahan itu tak pernah utuh, selalu tercabik oleh terjangan dan gaya permainan kasar lainnya! Akibatnya, Piala Dunia berubah jadi ayat-ayat angkara! Padahal, Piala Dunia 2010 yang dibiayai Rp65 triliun lebih itu untuk persahabatan dan solidaritas manusia sejagat--sayang kalau tanam padi tumbuh ilalang!"
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Jumat, 18 Juni 2010
Piala Dunia 2010, Gerakan tanpa Bola!
Label:
Piala Dunia
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar