Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Letusan Merapi 'Still Going Strong'!

"LETUSAN Merapi eskalatif—terus membesar lebih dahsyat!" ujar Umar. "Dari mana energi baru itu diperoleh Merapi setelah lebih 10 hari puluhan juta meter kubik isi perutnya dia muntahkan?"

"Magma setiap gunung api tersimpan dalam kantong antarlapisan bumi, meski saling terpisah berjajar jadi cincin api di Indonesia!" jawab Amir. "Panas dalam kantong itu ribuan derajat Celsius, materi di dinding luluh jadi materi baru dalam kantong! Proses itu mengepulkan asap lewat kepundan! Logikanya, usai pembuangan material dari kantongnya perlu waktu lagi untuk membuat materi baru! Tapi Merapi unik, kian banyak materinya dibuang justru tambah eskalatif! Ini yang membuat ahli gunung api menahan diri dari berprediksi apa yang terjadi berikutnya!"

"Apa tak mungkin gas inti bumi—yang membawa bumi melayang di orbit—merembes dari

celah lapisan bumi ke kantong magma Merapi?" kejar Umar.

"Bisa saja, asal magma dalam kantong-kantong lapisan bumi juga dari sana!" jawab Amir. "Sebagian magma dalam kantong-kantong lapisan bumi itu belum dapat saluran keluar jadi gunung api! Sehingga, bisa akibat gegar letusan Merapi atau gempa lain membuka saluran kantong magma lain tembus ke kantong Merapi! Kantong lain ini yang mendukung eskalasi Merapi dengan energi baru!"

"Tapi bagaimana kalau energi baru Merapi datang dari rembesan inti bumi?" tanya Umar.

"Kenapa itu terus yang kau kejar?" balik Amir.

"Karena jika itu terjadi, letusan Merapi yang still going strong bisa mengangkat derajatnya menjadi super-volcano!" tegas Umar. "Siapa bisa memastikan bukan itu yang terjadi?"

"Pelajaran buat apa lagi bagi bangsa ini dengan bencana lebih dahsyat?" tanya Amir.

"Tiada sesuatu pun terjadi tanpa izin-Nya!" tegas Umar. "Pelajaran awal Merapi disambut dengan kesombongan pemimpin kita! Karena lewat APBN Depsos bisa membantu pengungsi Rp3.500/orang/hari, bantuan asing untuk bencana Merapi ditolak! Padahal, aspek kemanusiaan bencana itu menarik simpati dan empati umat sejagat! Ditimpa kemalangan melarang pelayat datang!"

"Sombong dengan Rp3.500/orang/hari, bencana pun eskalatif!" timpal Amir. "Kekeliruan itu sudah dikoreksi, pemimpin nasional mengambil-alih krisis Merapi, Jumat! All out! Presiden bertugas di Yogya, soal dana berapa pun tak masalah lagi—sapi rakyat di area maut dibeli pemerintah Rp10 juta per ekor setelah paginya 69 orang tewas dan 71 luka serius akibat nekat cari pakan sapinya!"

"Begitu?" sambut Umar. "Mari tundukkan hati mohon ampun atas kesombongan dan kesalahan pada Sang Khalik, agar bangsa kita dijauhkan dari segala bencana!"










0 komentar: