Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Obama Tiba, Eling dan Waspada! (1)


"UNTUK kunjungan Presiden AS Barack Obama yang tiba hari ini di Jakarta, Indonesianis negerinya R. William Liddle mengingatkan lewat kolomnya (Kompas, 3-11) agar pemerintah dan masyarakat Indonesia eling dan waspada!" ujar Umar. "Itu dia tekankan karena Amerika, termasuk presidennya, gampang terdestruksi!"

"Kalau maksudnya sering tak konsisten akibat kuatnya dinamika tarik-menarik kepentingan politik dalam negerinya, kita maklum!" sambut Amir. "Apalagi kunjungan ini dilakukan ketika Partai Demokrat pendukung Obama baru kalah pemilu DPR 183 lawan 239 kursi untuk keunggulan Partai Republik! Jangankan komitmen di luar, komitmen di dalam negerinya juga di ambang terdekstruksi!"

"Liddle memang meminta agar realistis, jangan berharap terlalu muluk!" tegas Umar.


"Sekadar romantisme Obama itu Presiden AS yang masa kecil pernah tinggal di Indonesia, bolehlah! Tapi perhatian pribadi dengan perhatian seorang presiden, bisa jauh berbeda! Terutama dikaitkan dengan kapasitas Indonesia dalam percaturan politik dan ekonomi dunia di mata AS, yang belum masuk kelompok prioritas! Meski Indonesia negara berpenduduk muslim terbesar dunia, saat pertama harus bicara pada dunia Islam Obama memilih dari Mesir! Saat mencari mitra yang bisa membantu mengatasi kebangkrutan ekonomi negerinya saat ia terpilih menjadi presiden, pilihan kunjungan pertama Obama ke Asia Timur justru China, yang punya mata uang dolar berlimpah ketika AS butuh itu untuk bailout! Untuk tujuan itu, Indonesia tak masuk itungan pun!"

"Ketika AS sendiri masih nrethek mencari bantuan dari luar untuk pemulihan ekonomi domestiknya, berharap bantuan ekonomi yang signifikan dari negeri itu jelas anomalik!" timpal Amir. "Untuk itu, hasil kunjungan Obama bagi ekonomi Indonesia mudah diprediksi akan terbatas pada penajaman dalam program-progran yang sudah ada! Tambah dikit-dikit-lah, ketimbang kagak!"

"Di sisi kita, ge-er kunjungan Obama akan bisa meningkatkan grade diplomasi Indonesia di mata dunia, yang kini belum masuk kelompok penentu, cuma menggantang asap!" tegas Umar. "Karena grade diplomasi lebih ditentukan kapasitas SDM dalam kiprahnya di pentas politik dunia, padahal kini periode kelangkaan terburuk dalam pemilikan barisan diplomat ulung! Lebih sedih lagi, kita cuma masuk barisan pucuk eru—ikut arah angin!"

"Dengan demikian kita harus eling dan waspada dalam menyambut Obama bukan semata karena presiden dan Pemerintah AS mudah terdestruksi!" timpal Amir. "Tapi lebih lagi karena menyadari, kita terbelit kelemahan dalam berbagai hal!"

0 komentar: