Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

‘Poverty-Drain’,Perlu Inventarisasi Model Kemiskinan!

"AKIBAT kemiskinan dipandang seperti 'aib' hingga selalu ditutupi penguasa, kita jadi tak tahu aneka model kemiskinan rakyat sendiri dan menganggap kemiskinan itu seragam, sama di mana-mana!" ujar Umar. "Anggapan begitu melahirkan program sapu jagat pengentasan kemiskinan, satu program untuk segala model kemiskinan! Hasilnya, terjadi poverty-drain—pelarian kemiskinan ke luar negeri—yang mencengangkan, tiga juta orang hanya di dua negara, Malaysia dan Arab Saudi!"

"Saking butanya kita tentang kemiskinan rakyat sendiri, setiap sensus prosentase orang miskin turun kita bangga seolah program sapu jagat berhasil! Tak tahunya, penurunan terjadi akibat poverty-drain!" sambut Amir. "Siksaan berat buat pendatang haram di tahanan polisi Malaysia yang tertangkap bahkan tak mengurangi arus ilegal, setiap pekan diberitakan pemulangan ratusan pendatang haram setelah menjalani hukuman di Malaysia—termasuk perempuan bawa anak!"

"Untuk itu tak layak menyepelekan kemiskinan dengan menganggap sama di mana-mana, dan satu program sapu jagat mampu menyelesaikan semua persoalan kemiskinan!" tegas Umar. "Perlu melakukan inventarisasi model kemiskinan, baik dari lokasi maupun jenis kegiatannya, sekaligus bisa dijadikan sebagai diagnosis jenis penderitaan dan antisipasi terapinya! Untuk itu instansi yang mengurus kemiskinan bekerja sama dengan perguruan tinggi daerah setempat yang pasti lebih akrab dengan keunikan dan

kegeniusan lokal, sehingga identifikasi model kemiskinan dan diagnosisnya bisa lebih akurat!"

"Hal itu diperlukan untuk menghentikan sikap gegabah pemerintah selama ini, menyembuhkan kemiskinan tanpa diagnosis penyakit yang ada pada kemiskinan!" timpal Amir. "Seolah hanya dengan sejenis obat sakit perut, segala macam penyakit kemiskinan bisa sembuh! Contohnya dengan pertumbuhan ekonomi akan mengatasi kemiskinan, sejak 1978 bukti empiris di Indonesia telah membantahnya sehingga pemerintah Orde Baru mengubah Triliogi Pembangunan dengan memprioritaskan pemerataan! Pembuktian empirik dan akademik kala itu, pertumbuhan ekonomi saja justru mempertajam ketimpangan sosial!"

"Terlihat, derita pekerja migran kita di luar negeri akibat 'banjir bandang' poverty-drain, masalahnya harus diatasi secara komprehensif di akarnya, mengatasi kemiskinan secara kualitatif dan fokus pada diagnosis setiap model kemiskinan!" tegas Umar. "Bukan zamannya lagi, segala penyakit cukup diberi obat sakit perut!" ***



0 komentar: