Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Ekses Krisis Eropa Mulai Menyengat!

"EKSES krisis ekonomi Eropa mulai menyengat!" ujar Umar. "Neraca perdagangan kita April defisit 640 juta dolar AS! Sementara ekspor melemah, impor justru ugal-ugalan, seperti impor beras yang tak peduli panen raya, hingga baru April saja sudah mencapai 834 ribu ton dengan nilai mencapai Rp4,2 triliun!" (metrotvnews.com) "Hal itu senada laporan Kompas (11-6), hantaman krisis global semakin mengusik perekonomian Indonesia! Selain menekan nilai rupiah atas dolar AS dan mengoreksi tajam indeks harga saham gabungan (IHSG), juga berakibat terjadinya pengurangan tenaga kerja!" timpal Amir. "Impor April 2012 naik 11,65% dari periode sama tahun lalu, akibat industri dalam negeri sebagian besar menggunakan bahan baku, bahan penolong, dan barang modal impor dengan persentase lebih dari 80%! Tajamnya kenaikan impor ini, menurut Kompas, juga akibat kenaikan impor BBM!"

"Menteri Keuangan Agus Martowardoyo dalam pidato penyerahan penghargaan Pasar Modal 2012 akhir pekan lalu mengingatkan ancaman krisis!" tegas Umar. "Sebagai bagian dari pasar global kita tak bisa melepaskan diri dari dampak buruk bila krisis terus berlanjut! Untuk itu Menkeu meminta kita terus memperkuat perekonomian dalam negeri. Salah satu kekuatan yang bisa dioptimalkan adalah kuatnya konsumsi dalam negeri dengan besarnya jumlah kelas menengah!" "Justru kekuatan konsumsi kelas menengah kita yang besar itu bisa menjadi pemicu kesulitan baru di masa krisis!" tukas Amir. "Karena konsumsi dalam life style kelas menengah kita berorientasi impor, dari pangan sampai aksesori teknologis pola industrial society! 

Semua gaya konsumtif itu yang sudah terpadu (integrated) dengan sistem industri rakitan telanjur melembaga di negeri kita, tak mudah diatasi untuk menurunkan impor. Karena, satu-satunya jalan keluar selama ini adalah dengan memacu ekspor!" "Tapi memacu ekspor itu yang terkendala oleh lemahnya permintaan pasar akibat krisis global!" tegas Umar. "Lucunya, bahkan kalau program pembatasan BBM sukses dan semua mobil kalangan kelas menengah beralih ke pertamax, biaya impor BBM naik drastis hingga menambah tajam defisit neraca perdagangan!" "Begitulah jika ekses krisis telah menyengat!" timpal Amir. "Sengatan itu tak terlalu sakit andai para pejabat tak berburu rente, seperti impor beras berlebihan saat panen raya! Defisit neraca 640 juta dolar AS itu tak perlu terjadi jika impor beras tak dipaksakan Rp4,2 triliun—4,7 miliar dolar AS!" ***

0 komentar: