Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Globalisasi, Gombalisasi, Gembelisasi!

"AWALNYA globalisasi dielu-elukan sebagai jalan pintas peradaban negara-negara terbelakang dari era flinstone atau agraris ke era informasi tanpa melalui era revolusi industri yang berdarah-darah!" ujar Umar. "Setelah jalan dua dekade di peralihan abad 20 ke 21, terbukti gambaran ideal itu cuma gombal! Realitasnya, warga pewaris dunia batu dijauhkan dari batu-batu milik mereka yang diambil alih dan diolah oleh kekuatan modern! Demikian pula masyarakat agraris, disingkirkan dari tanahnya yang kemudian dikelola oleh manajemen industri maju, sedang untuk mencukupi kebutuhan pangannya, warga agraris itu dipaksa membeli dari industrialis modern!" "Tampak, globalisasi cuma gombalisasi!" timpal Amir. "Dan karena pengambilalihan hak-hak atas batu dan tanah itu menelantarkan sekaligus menyengsarakan kaum pewaris batu (terutama di Papua) dan tanah (utamanya di Kalimantan dan Sumatera) yang akhirnya hidup menjadi gembel yang menggelandang di atas tanah warisan leluhurnya sendiri! Jadi, globalisasi tak cuma gombalisasi, tapi sekaligus gembelisasi!"

"Dan peradaban justru mundur ke cara hidup serigala, homo homini lupus, saling memangsa di antara sesamanya, yang kuat memangsa yang lemah lewat mekanisme kekuasaan modal dan teknologi!" tukas Umar. "Berbasis kekuasaan modal dan teknologi yang berbagi nikmat dengan kekuasaan politik lokal, globalisasi bukannya proses mengangkat harkat dan martabat warga pemilik asli batu dan tanah, tapi membenamkan mereka ke bawah permukaan peradaban tanpa kecuali lewat tekanan kekuatan bersenjata yang mematikan!" "Gejala itu bukan hanya menonjol di Papua, melainkan secara sporadis juga terjadi di pulau-pulau lain di Indonesia!" timpal Amir. 

"Bahkan di Kalimantan, orang utan sebagai pewaris hak Ilahiah hutan di sana, dihabisi secara sistematis seiring dengan meluasnya perkebunan kelapa sawit! Tepatnya, untuk pengamanan proyek-proyek maupun memenangkan konflik atas batu dan tanah, penguasa modal, teknologi, dan politik justru mempraktekkan pola revolusi industri yang berdarah-darah!" "Terpenting dari semua itu adalah, bagaimana para penguasa dan pemilik kekuatan di atas angin cepat menyadari bahwa kemajuan peradaban bukan ditentukan oleh ketinggian teknologinya, melainkan setinggi apa kita bisa mengangkat derajat manusia bangsanya!" tegas Umar. "Kemuliaan manusia, itulah tujuan pembangunan global seperti di paket MDG's'—bukan model gombalisasi apalagi gembelisasi!" ***

0 komentar: