Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Tortor Mandailing Diklaim Malaysia

MENTERI Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia Rais Yatim dikutip kantor berita Bernama Kamis lalu mengatakan tarian tortor Mandailing dan gordang sambilan merupakan warisan budaya nasional Malaysia!" ujar Umar. "Kata Rais, tari tortor dan gordang sambilan itu bagian dari keanekaan budaya negeri Malaysia yang secara reguler ditampilkan di depan publik lokal maupun internasional!" "Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Windu Nuryanti di Metro TV (18-6) menyatakan pihaknya mengonfirmasi ke pihak Malaysia, diperoleh jawaban klaim itu didasarkan pada adanya warga Malaysia asal Mandailing yang menari tortor dan memainkan gordang sambilan—musik perkusi yang terdiri dari sembilan gendang dijajar dari yang terbesar sampai terkecil. Bentuknya panjang dengan kulitnya hanya di sisi atas dipukul dengan tangkai penggebuk, bukan dengan tangan seperti gendang Jawa!" timpal Amir. "Selain itu, kata Windu, klaim itu belum masuk daftar usulan di UNESCO untuk dijadikan Warisan Dunia. Yang ada justru usulan Indonesia, yakni budaya subak di Bali!"

"Tapi materi budaya itu oleh Rais Yatim akan dikukuhkan menjadi warisan budaya nasional Malaysia sesuai UU Warisan Nasional negeri itu tahun 2005!" tegas Umar. "Itu yang membuat warga pewaris asli budaya tersebut di negeri kita menolak klaim Malaysia itu! Juga protes keras dari segenap rakyat Indonesia, terutama Malaysia semakin menjadi-jadi dalam membajak budaya kita untuk tujuan komersial, promosi pariwisata negerinya!" "Memang, sejak 2007 Malaysia mengklaim sebagai budaya mereka, antara lain kesenian reog Ponorogo, batik, lagu Rasa Sayange, tari pendet Bali!" ujar Amir. "Karena itu, kegemaran Malaysia main caplok itu harus dihentikan! Apalagi mereka selalu menggunakan perantau Indonesia di negerinya yang secara fisik nyata-nyata mereka tindas itu sebagai alasan!"

 "Itulah masalah yang disoroti Ketua Lembaga Adat Batak Mandailing, Saleh Salam Harahap, yang mengakui migran dari Mandailing bermukim cukup lama di Malaysia yang dijadikan dasar klaim pemerintah negeri itu!" tegas Umar. "Tapi ia yakin, tokoh-tokoh Mandailing yang ia kenal di Petak dan Kuala Lumpur tak akan tinggal diam dengan klaim pemerintah Malaysia itu!" (Tempo.com) "Tapi kenapa Malaysia jadi gelap mata membajak banyak budaya Indonesia untuk jualan wisatanya?" tanya Amir. "Jawabnya cari di TTCI (The Travel and Tourism Competitive Index), meski Malaysia unggul di peringkat 32 dunia di tahun 2008, sedang Indonesia 81, ada tren Malaysia terus merosot, 2011 jadi peringkat 35, sedang Indonesia naik tajam jadi 74," jawab Umar. "Malaysia perlu jualan budaya karena jualan lokalisasi judi sudah jenuh!" ***

0 komentar: