SESUAI dengan instruksi Presiden Joko Widodo, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyebutkan target pemerintah pada arus mudik dan balik Hari Raya Idulfitri tahun ini zero accident atau tanpa kecelakaan.
Kalau target itu tercapai tentu akan tercipta rekor mudik zero accident. Tetapi menciptakan rekor mudik zero accident jelas tak semudah mengumpulkan orang menciptakan rekor makan durian gratis terbanyak.
Untuk mencapai target itu, sepanjang Juni lalu Kementerian Perhubungan memeriksa kelayakan seluruh moda transportasi, darat, air, dan udara. "Terdapat 1.000 bus AKAP (antarkota antarprovinsi) itu di Jakarta saja yang diperiksa. Ada 529 pesawat dan sekitar 5 hingga 10 di antaranya tidak layak jalan," kata Jonan. Seluruh moda yang tak layak akan dilarang beroperasi. (viva.co.id, 16/6/2016)
Target itu tak sembarangan. Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengisi seminar bulanannya dengan tema Tinjauan sosial pencapaian zero accident saat mudik Lebaran, Rabu (29/6/2016). Menurut Prof Sunyoto Usman, peneliti Pustral, permasalahan yang timbul saat mudik tidak bisa hanya ditangani secara teknis, tetapi juga dapat ditangani melalui sektor sosial. (ugm.ac.id, 30/6/2016)
Banyak sekali aspek sosial yang dapat mewakili penanganan masalah yang timbul saat mudik Lebaran. Salah satunya cara preventif yang diterapkan melalui edukasi transportasi kepada masyarakat, khususnya usia dini. "Melalui edukasi transportasi, diharapkan masyarakat memahami aturan dalam menggunakan transportasi sehingga mengurangi angka kecelakaan," ujar Sunyoto.
Seminar merekomendasikan riset mengenai persoalan transportasi mudik Lebaran juga mengharapkan munculnya aksi-aksi yang dapat mewujudkan semangat zero accident seperti yang digagas Kemenhub. Dari seminar UGM itu terpenting dipetik adalah usaha menanamkan semangat zero accident pada semua lapisan masyarakat, bahkan melalui sistem edukasi sejak usia dini. Arahan UGM itu menyelaraskan target zero accident dengan kondisi yang realistis ketimbang target rekor-rekoran cuma menjadi retorika kosong.
Kondisi realistis itu data Korlantas Polri, kecelakaan mudik 2015 menewaskan 646 orang (setiap hari 40 orang tewas selama periode mudik) yang meliputi 5.514 kejadian atau naik 7% dibanding 2014. (Kompas.com, 26/6/2016)
Terpenting zero accident saat mudik menjadi semangat yang menggelora di dada setiap warga bangsa. Setiap orang waspada dan berusaha menghindari kecelakaan mudik! ***
Untuk mencapai target itu, sepanjang Juni lalu Kementerian Perhubungan memeriksa kelayakan seluruh moda transportasi, darat, air, dan udara. "Terdapat 1.000 bus AKAP (antarkota antarprovinsi) itu di Jakarta saja yang diperiksa. Ada 529 pesawat dan sekitar 5 hingga 10 di antaranya tidak layak jalan," kata Jonan. Seluruh moda yang tak layak akan dilarang beroperasi. (viva.co.id, 16/6/2016)
Target itu tak sembarangan. Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengisi seminar bulanannya dengan tema Tinjauan sosial pencapaian zero accident saat mudik Lebaran, Rabu (29/6/2016). Menurut Prof Sunyoto Usman, peneliti Pustral, permasalahan yang timbul saat mudik tidak bisa hanya ditangani secara teknis, tetapi juga dapat ditangani melalui sektor sosial. (ugm.ac.id, 30/6/2016)
Banyak sekali aspek sosial yang dapat mewakili penanganan masalah yang timbul saat mudik Lebaran. Salah satunya cara preventif yang diterapkan melalui edukasi transportasi kepada masyarakat, khususnya usia dini. "Melalui edukasi transportasi, diharapkan masyarakat memahami aturan dalam menggunakan transportasi sehingga mengurangi angka kecelakaan," ujar Sunyoto.
Seminar merekomendasikan riset mengenai persoalan transportasi mudik Lebaran juga mengharapkan munculnya aksi-aksi yang dapat mewujudkan semangat zero accident seperti yang digagas Kemenhub. Dari seminar UGM itu terpenting dipetik adalah usaha menanamkan semangat zero accident pada semua lapisan masyarakat, bahkan melalui sistem edukasi sejak usia dini. Arahan UGM itu menyelaraskan target zero accident dengan kondisi yang realistis ketimbang target rekor-rekoran cuma menjadi retorika kosong.
Kondisi realistis itu data Korlantas Polri, kecelakaan mudik 2015 menewaskan 646 orang (setiap hari 40 orang tewas selama periode mudik) yang meliputi 5.514 kejadian atau naik 7% dibanding 2014. (Kompas.com, 26/6/2016)
Terpenting zero accident saat mudik menjadi semangat yang menggelora di dada setiap warga bangsa. Setiap orang waspada dan berusaha menghindari kecelakaan mudik! ***
0 komentar:
Posting Komentar