Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Lalai Janji, Harga Karet Turun Lagi!

HARGA karet di tingkat petani turun lagi ke Rp6.000/kg dari idealnya Rp14 ribu/kg, akibat pemerintah lalai dari merealisasi janjinya menyerap 160 ribu ton karet untuk campuran aspal.
"Saat pemerintah mengumumkan akan menyerap karet dalam negeri untuk dijadikan campuran aspal dan pembangunan infrastruktur lainnya, serta menahan ekspor 20%, harga langsung terdongkrak naik. Namun, karena tak kunjung realisasi membuat harga kembali turun," kata Alex K Eddy, ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Provinsi Sumatera Selatan. (Antara, 23/7/2016)
Menurut Alex, saat penyerapan itu ditetapkan pada Maret 2016, harga karet naik hingga menyentuh 1,5 dolar AS/kg (jenis TSR20). Namun, sejak sepekan terakhir sudah terus menurun dan terakhir berada di kisaran 1,3 dolar AS/kg hingga kini. Kata Alex, pemerintah harus bereaksi cepat atas keadaan ini, karena jika tidak diantisipasi harga karet akan terus melorot sampai titik terendah, Rp4.000—Rp5.000/kg di tingkat petani.
"Reaksinya, bisa segera merealisasikan serapan dalam negeri, dan memantau keseriusan negara-negara penghasil karet lainnya, yakni Thailand dan Malaysia, yang sudah berkomitmen mengurangi ekspor, bisa jadi ada yang belum benar-benar serius," jelas Alex.
"Gapkindo sangat prihatin dengan kondisi petani. Saat harga naik Maret lalu, mereka sudah semangat lagi dan mulai bangkit menata kehidupannya. Kini harus sedih lagi,” kata Alex.
Penyerapan produksi karet untuk konsumsi domestik memang harus ditingkatkan. Menurut Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumatera Barat Zarfian, serapan karet domestik baru berkisar 17% dari total produksi karet petani yang mencapai 3,2 juta ton per tahun. (Bisnis.com, 3/5/2016)
Tjahya Widayanti, kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan, mengatakan pemerintah tengah mengkaji peningkatan konsumsi karet domestik melalui penggunaan bahan berbasis karet di sejumlah bidang. "Masih dilakukan pengkajian. Yang jelas pemerintah sedang mengupayakan peningkatan serapan konsumsi karet domestik," ujar Tjahya.
Dia sudah melihat hasil penelitian terkait produk-produk yang berbahan baku karet untuk didorong menjadi hilirisasi industri karet. Penelitian untuk meningkatkan penyerapan domestik karet lewat hilirisasi industri itu amat baik ke depan. Tapi untuk sekarang, mendesak ditunggu realisasi janji pemerintah menyerap 160 ribu ton karet sebelum harga karet rakyat anjlok lagi ke tingkat terendah. ***

0 komentar: