SETELAH fenomena El Nino dengan kemarau panjang pada 2014, produksi padi di Lampung pada 2015 kembali membaik mencapai 3,64 juta ton gabah kering giling (GKG), naik sebanyak 321,83 ribu ton atau 9,69% dibanding dengan 2014.
Selain lebih kondusifnya iklim pada 2015, Biro Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan terjadi berkat giatnya ekstensifikasi (manambah luas areal tanaman padi) maupun berhasilnya program intensifikasi (peningkatan produktivitas tanaman padi).
"Kenaikan produksi terjadi karena kanaikan luas panen 58,54 ribu hektare atau 9,02%, serta produktivitas naik 0,31 kuintal per hektare atau 0,61%," ujar Kepala BPS Provinsi Lampung Yeane Irmaningrum (Antara, 4/7/2016).
Peningkatan produksi itu sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo agar Provinsi Lampung meningkatkan produksi padi secara bertahap hingga kenaikan dari 2014 mencapai 1 juta ton pada 2017. Dari data BPS itu terlihat, peningkatan produksi gabah signifikan dicapai lewat ekstensifikasi, hampir 10%. Sedang dari intensifikasi di bawah 1%.
Perluasan areal tanam seluas 58,54 ribu hektare dapat meningkatkan produksi lebih 300 ribu ton. Berarti, untuk mencapai kenaikan 1 juta ton dari produksi 2014, hingga 2017 diperlukan perluasan areal lebih dari 120 ribu hektare lagi, atau menambah 60 ribu hektare lebih setiap tahunnya. Itu jelas bukan tugas ringan.
Lebih berat lagi, mencari lahan baru untuk ekstensifikasi tanaman padi seluas itu dalam setahun. Untuk itu, upayanya telah dilakukan Pemprov Lampung selama ini dengan membagi tugas pencetakan sawah baru ke semua kabupaten yang memungkinkan.
Salah satu dasarnya dengan proyek memperpanjang jaringan irigasi teknis tersier, pembangunan infrastruktur yang tak kecil biayanya. Seiring itu, memperbanyak pembangunan embung penahan air hujan agar tidak bablas ke laut.
Lebih tepat lagi perpanjangan jaringan irigasi teknis tersier itu diarahkan ke kawasan sawah tadah hujan, yang masih merupakan sebagian besar dari areal tanaman padi di Lampung. Dengan pengarahan jaringan tersier irigasi teknis ke areal sawah tadah hujan, dua prospek peningkatan produksi—ekstensifikasi dan intensifikasi—bisa dikayuh seiring.
Sebab, meningkatkan klasifikasi teknis sawah tadah hujan menjadi irigasi teknis juga menjadi proyek intensifikasi, meningkatkan produktivitas lahan. Artinya, harus lebih banyak cara ditempuh untuk mencapai target peningkatan produksi dengan ketersediaan lahan yang terbatas buat ekstensifikasi. ***
Peningkatan produksi itu sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo agar Provinsi Lampung meningkatkan produksi padi secara bertahap hingga kenaikan dari 2014 mencapai 1 juta ton pada 2017. Dari data BPS itu terlihat, peningkatan produksi gabah signifikan dicapai lewat ekstensifikasi, hampir 10%. Sedang dari intensifikasi di bawah 1%.
Perluasan areal tanam seluas 58,54 ribu hektare dapat meningkatkan produksi lebih 300 ribu ton. Berarti, untuk mencapai kenaikan 1 juta ton dari produksi 2014, hingga 2017 diperlukan perluasan areal lebih dari 120 ribu hektare lagi, atau menambah 60 ribu hektare lebih setiap tahunnya. Itu jelas bukan tugas ringan.
Lebih berat lagi, mencari lahan baru untuk ekstensifikasi tanaman padi seluas itu dalam setahun. Untuk itu, upayanya telah dilakukan Pemprov Lampung selama ini dengan membagi tugas pencetakan sawah baru ke semua kabupaten yang memungkinkan.
Salah satu dasarnya dengan proyek memperpanjang jaringan irigasi teknis tersier, pembangunan infrastruktur yang tak kecil biayanya. Seiring itu, memperbanyak pembangunan embung penahan air hujan agar tidak bablas ke laut.
Lebih tepat lagi perpanjangan jaringan irigasi teknis tersier itu diarahkan ke kawasan sawah tadah hujan, yang masih merupakan sebagian besar dari areal tanaman padi di Lampung. Dengan pengarahan jaringan tersier irigasi teknis ke areal sawah tadah hujan, dua prospek peningkatan produksi—ekstensifikasi dan intensifikasi—bisa dikayuh seiring.
Sebab, meningkatkan klasifikasi teknis sawah tadah hujan menjadi irigasi teknis juga menjadi proyek intensifikasi, meningkatkan produktivitas lahan. Artinya, harus lebih banyak cara ditempuh untuk mencapai target peningkatan produksi dengan ketersediaan lahan yang terbatas buat ekstensifikasi. ***
0 komentar:
Posting Komentar