TERAKHIR ini banyak orang membandingkan nilai tukar rupiah terhadap dolar sudah menyamai kegentingan seperti 20 tahun lalu menjelang reformasi. Mereka mengidentikkan situasi ekonomi yang sama daruratnya dengan situasi pada menjelang kejatuhan Soeharto. Apakah benar demikian? Mari kita bandingkan datanya antara dolar, UMR, dan harga beras. Artikel ini berdasar tulisan yang di-forward Miranda Goeltom ke WA Prioritas (19/7/2018). Pertama, nilai dolar dan UMR: nilai tukar dolar di akhir Agustus 1997 di kisaran Rp2.500/dolar AS. Saat yang sama, upah minimum regional (UMR) DKI ditetapkan Rp172.500/bulan atau sekitar 69 dolar AS per bulan. Dalam waktu tidak lebih dari 10 bulan, dari akhir Agustus 1997 hingga Januari—Juli 1998, nilai tukar dolar merayap naik lalu melonjak mendekati Rp16.800. Saat dolar menyentuh Rp16.800 itu, UMR DKI ada di angka Rp192 ribu per bulan atau satu bulan UMR setara 11,4 dolar AS. Dari 1997 ke 1998 kenaikan UMR hanya Rp20 ribu atau sekitar 13%, sedangkan kenaikan nilai dolar mencapai 600%. Berdasar pada data itu, turunnya daya beli masyarakat saat jelang reformasi memang sangat tajam. UMR 1997 yang setara 69 dolar AS, pada 1998 terjun bebas setara 11,4 dolar AS. Situasi tersebut di sisi lain juga membuat banyak perusahaan gulung tikar diikuti PHK massal. Sekarang kita bandingkan dengan situasi hari ini pada era pemerintahan Jokowi. Saat Jokowi dilantik menjadi presiden, Oktober 2014, nilai tukar dolar di kisaran Rp12.200, saat yang sama UMR DKI di angka Rp2,441 juta per bulan. Artinya, di bulan Oktober 2014 UMR DKI setara 200 dolar AS. Hari ini, Juli 2018, nilai tukar dolar ada di kisaran Rp14.400, sedangkan UMR DKI dari Rp2,441 juta menjadi Rp3,648 juta atau naik sekitar Rp1,2 juta, sekitar 49% dari Oktober 2014. Perbandingan kurs dolar dengan UMR saat ini menunjukkan naiknya kurs dolar sebesar 18% tidak berdampak pada daya beli seperti pada situasi Mei—Juli 1998 karena pada kurun waktu yang sama saat ini UMR justru mengalami kenaikan 49%. Jika dikonversi dengan dolar, dari 2014 hingga 2018, UMR naik 26% dari 200 dolar AS menjadi 253 dolar AS. Jika dibandingkan dengan nilai tukar dolar dan UMR pada Mei—Juli 1998, situasinya tentu jauh berbeda karena UMR Mei—Juli 1998 setara 11,4 dolar AS; sedangkan dengan nilai tukar hari ini UMR setara dengan 253 dolar AS, artinya daya beli rakyat jika menggunakan UMR sebagai alat ukur justru lebih besar 23 kali lipat dari Mei—Juli 1998.
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar