MESKI dalam krisis global perang dagang AS-Tiongkok, jumlah warga di bawah garis kemiskinan turun signifikan, dari 27,77 juta orang atau 10,64% dari jumlah penduduk Indonesia pada Maret 2017, menjadi 25,95 juta orang atau 9,82% pada Maret 2018. Dalam satu tahun itu jumlah orang miskin berkurang 1,82 juta orang. Sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Senin (16/7), sejalan dengan penurunan jumlah warga miskin itu juga terjadi penurunan tingkat ketimpangan sosial dalam masyarakat, yakni rasio gini Maret 2017 pada 0,393 turun menjadi 0,389 pada Maret 2018. Menurunnya secara signifikan kemiskinan dan ketimpangan di tengah tekanan krisis global itu menunjukkan telah benar atau tepatnya langkah dan kebijakan pemerintah selama ini. Meski demikian, tetap perlu diperhatikan masih adanya berbagai kekurangan, seperti catatan yang diberikan Kepala BPS Suhariyanto. Ia melihat terjadinya pelambatan dalam penurunan kemiskinan, yakni kalau dalam periode Maret—September 2017 terjadi penurunan jumlah orang miskin sebanyak 1,19 juta orang dan pada periode September 2017—Maret 2018 penurunannya hanya 633.200 orang. Pelambatan itu terjadi, menurut Suhariyanto, karena harga beras pada periode September 2017—Maret 2018 naik 8,57%. Hal itu menyebabkan garis kemiskinan naik 3,63%, dari Rp387.160/kapita/bulan pada September 2017 menjadi Rp401.220 pada Maret 2018. Untuk 40% lapisan terbawah, rata-rata pengeluaran per kapita per bulan meningkat 3,06%. (Kompas.com, 17/7) Kecolongan lonjakan harga beras hingga Rp14 ribu/kg pada periode itu layak jadi pengalaman berharga bagi pemerintah untuk konsisten berada di pasar menjaga stabilitas harga. Memang, kelalaian itu segera ditebus pemerintah pada kuartal I 2018 dengan menggelontorkan bantuan sosial dengan pertumbuhan 87,6%, dibanding dengan periode sama 2017. Bersamaan itu, beras sejahtera dan bantuan pangan nontunai disalurkan sesuai dengan jadwal. Kerja, kerja, dan kerja pemerintahan Jokowi-JK menurunkan jumlah orang miskin hingga di bawah 10% dari jumlah penduduk atau berkurang sebanyak 2,64 juta orang dari Maret 2015 sebanyak 28,59 juta menjadi 25,98 juta pada Maret 2018, jelas layak diapresiasi. Lebih lagi, karena semua program pengentasan kemiskinan itu; PKH, rastra, Bansos dengan bantuan nontunai, JKN dengan BPJS dan KIS, lalu KIP lengkap dengan BOS dan beragam beasiswa untuk anak miskin, hingga bedah rumah, semua program Pemerintah Pusat.
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar