GAYA hidup digital merebak di Swedia, sebagai wujud welfare state (negara kesejahteraan). Orang ramai-ramai menanam mikrocip ke tubuhnya yang berfungsi sebagai kartu kredit, kartu kunci, kartu jaminan sosial, bahkan karcis kereta api. Lokasi penanaman cip itu disuntikkan di antara jempol dan jari telunjuk. Sudah ribuan orang yang melakukan gaya hidup baru ini, dari kondektur kereta api sampai kasir toko memiliki alat pemindai cip di tubuh manusia itu untuk melayani atau menerima pembayaran. Orang pun tidak perlu lagi takut lupa bawa dompet atau kunci rumah, apartemen maupun laci lemarinya karena semua ada dalam cip di tubuhnya. Di negeri itu pun tumbuh kelompok-kelompok pengembangan fungsi teknologi yang tidak lagi sebatas fungsional cip-cip yang tertanam dalam tubuh mereka. Salah satunya kelompok transhumanis, berfokus pada meningkatkan kemampuan tubuh manusia—dengan tujuan jangka panjang memperbaiki ras manusia. Hanya melalui kemampuan itulah—dengan lompatan melampaui batasan biologis—manusia mampu menandingi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di masa depan. Demikian tulisan Moa Petersen di The Conversation seperti dikutip Kompas.com (27/6/2018). Orang Swedia amat senang menanam mikrocip ke tubuh mereka karena mereka punya kepercayaan kuat terhadap hal-hal terkait digital. Orang Swedia punya kepercayaan mendalam terhadap potensi positif teknologi. Selama 20 tahun terakhir, Pemerintah Swedia telah berinvestasi banyak di infrastruktur teknologi—dan sekarang hasilnya mulai tampak. Ekonomi Swedia sekarang sebagian besar berbasis ekspor digital, layanan digital, dan inovasi teknologi digital. Swedia pun telah menjadi salah satu negara paling berhasil sedunia dalam menciptakan dan mengekspor produk digital. Perusahaan ternama seperti Skype dan Spotify didirikan di Swedia. Keyakinan terhadap teknologi digital dan keyakinan pada potensinya telah berdampak kuat terhadap budaya Swedia. Ini menjadi fondasi gerakan transhumanis. Dengan transhumanis, orang Swedia teryakinkan bahwa mereka harus mencoba meningkatkan dan memperbaiki tubuh biologis mereka. Ketika dunia terkejut melihat banyaknya orang Swedia memasang mikrocip, menjadi kesempatan untuk menggali lebih dalam hubungan erat Swedia dengan hal-hal terkait digital. Bagaimanapun, fenomena terbaru ini hanyalah manifestasi dari kepercayaan mendasar terhadap teknologi, yang membuat Swedia jadi khas. ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar