Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Protes Pilkada ala Film Hong Kong!

SALAH satu kekhasan film Hong Kong, memadukan cerita kehidupan alam baka (negeri arwah) dengan kehidupan dunia nyata. Repertoar film Hong Kong itu muncul dalam Pilgub Lampung 2018. Salah satu saksi kasus politik uang yang dipanggil Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Lampung, H. Samijo, oleh keluarganya disebutkan telah meninggal dunia dua tahun lalu. Ketua Bawaslu Lampung Fatikhatul Choiriyah kepada wartawan menyatakan nama-nama yang dipanggil sebagai saksi kejadian kasus politik uang itu didapat dari laporan warga. Bawaslu tidak bisa memastikan di antara nama-nama yang dipanggil untuk klarifikasi itu mana yang sudah meninggal. Kasus yang ditindaklanjuti itu berdasar pada laporan, bukan temuan Bawaslu. (Media Merdeka, 2/7/2018. Tercantumnya nama warga Totoprojo, Way Bungur, Lampung Timur, yang sudah lama meninggal sebagai saksi kejadian politik uang itu bisa terjadi, banyak kemungkinannya. Salah satunya, aktivis yang ditugasi bosnya memobilisasi laporan politik uang ke Bawaslu, malaksanakan perintah tersebut dengan mengisap jempol. Sang aktivis yang sudah lama tinggal di kota men-setting peristiwa itu terjadi di kampung halamannya. Ia sebutlah nama-nama orang yang ia ketahui di kampung itu sebagai para aktor dalam ceritanya, tanpa ia sadari salah seorang di antaranya telah meninggal dunia. Mobilisasi laporan, mobilisasi massa demo, dan mobilisasi lainnya untuk memprotes pemenang pilkada dengan tudingan kasus politik uang, merupakan hal yang "historis" di negeri kita. "Historis" (dalam tanda petik) karena sudah sejak pilkada langsung pertama lazim setiap ada yang menang diprotes dengan mobilisasi massa menuding sang pemenang melakukan politik uang. Jadi mobilisasi dengan tudingan demikian itu sebuah "lagu lama" yang setiap kali diputar ulang. Untuk semua itu, Bawaslu tentunya cukup matang menilai mana laporan hasil mobilisasi, mana pula hasil rekayasa kasus dengan segala kecerdikan pelakunya. Semakin ditekan oleh berbagai mobilisasi, dari laporan, massa sampai penggunaan aneka power lainnya, Bawaslu justru makin teliti bekerja. Itu berarti, juga bisa curiga, ada apa di balik tekanan yang dilakukan relatif berlebihan itu. Berlebihan, sampai repertoar film Hong Kong, dunia arwah, diikutkan dalam lakon politiknya. Tapi, Bawaslu itu sebuah lembaga mandiri (independen), domainnya steril dijamin konstitusi, tidak bisa diintervensi tekanan segala power dari luar, eksekutif, legislatif maupun aneka mobilisasi.

0 komentar: