Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

50 Tahun Menginfeksi DBD Malah Alami KLB!

Artikel Halanam 8, Lampung Post Minggu 23-02-2020
50 Tahun Menginfeksi
DBD Malah Alami KLB!
H. Bambang Eka Wijaya

SUDAH 50 tahun menginfeksi Indonesia, sejak ditemukan 1968 di Jakarta dan Surabaya, DBD (Demam Berdarah Dengue) bukannya berhasil diatasi, tapi malah mengalami outbreak atau Kejadian Luar Biasa (KLB). Padahal, prevalensi kematian akibat DBD sangat tinggi.
Dr. Tedjo Sasmono, Kepala Unit Penelitian Dengue di Eijkman Institute of Molecular Biology mengatakan, "Dulu kasusnya masih sedikit, namun sampai sekarang kasusnya sangat meningkat. Pada tahun 1968, prevalensi pasien yang terkena DBD masih 0,05 per 100.000 jiwa. Namun pada 2016, meningkat sangat pesat menjadi 86 per 100.000 jiwa."
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus dari nyamuk Aedes Aegepty. Pada beberapa kasus, virus dengue juga disebarkan oleh nyamuk Ae. Albonictus yang merupakan penyebar virus cikungunya dan Zika.
"Dari hasil penelitian, Indonesia merupakan negara kedua dengan penderita DBD terbanyak di dunia setelah Brasil," jelas Tedjo. (Kompas.com, 12/2)
Sampai saat ini, sekitar 3,9 miliar orang di 128 negara di dunia berisiko terinfeksi virus dengue. Diperkirakan, hampir 390 juta kasus infeksi DBD terjadi setiap tahun secara global.
Sudah 50 tahun terjangkit virus dengue, negeri ini tak berhasil mengatasi, malah secara berkala terjadi outbreak atau Kejadian Luar Biasa (KLB).
"Secara nasional, KLB dilihat terjadi lima tahun sekali. Namun dari data Kementerian Kesehatan, kami bisa melihat puncak dari KLB biasanya terjadi selang enam sampai delapan tahun," ujar Tedjo.
Namun, kasus DBD di Indonesia tidak bisa digeneralisasi. Setiap daerah, menurut Tedjo, memiliki epidemi yang berbeda, dengan karakteristik masing-masing.
"Indonesia bagian barat, tengah dan timur, pada tahun yang sama  memiliki karakteristik epidemi demam berdarah yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh jenis virus, kekebalan kominitas, juga vektor nyamuk," ungkapnya.
Kalau malaria sudah ditemukan obatnya dan virusnya bisa dieliminasi dari suatu daerah, sedang DBD belum ada obatnya dan penyebab penyebaran virusnya terdiri dari banyak faktor. Faktor kekebalan populasi salah satu penyebab kasus dengue terus berulang.
"Ketika kekebalan populasinya rendah, besar kemungkinan satu atau dua tahun setelahnya akan terjadi outbreak. Misal tahun 2014 di Lampung, tercatat kekebalan populasinya rendah sehingga tahun berikutnya terjadi outbreak," ujarnya.
Usai terjadi outbreak, kekebalan populasi akan meningkat. Kemungkinan terjadinya outbreak akan semakin kecil di masa depan. ***



0 komentar: