Kata Kunci
Harga Emas Mencapai Rekor Tertinggi!
Kisah Negeri Mafia dan Bandit Politik!
Bamsoet, 12 Juta Kehilangan Pekerjaan!
Ali, Mendikbud Harus Belajar Sejarah!
Kecoak Laut Raksasa Hadir di Selat Sunda!
Batalkan Beli Pesawat Tempur Bekas!
Strategi Terpadu Atasi Pandemi-Resesi!
Bio Farma Uji Klinis Vaksin Covid-19!
Angka Positif Covid RI Lampaui RRT!
Petisi Petani Sawit Iringi Sukses B-100!
Pemda Endapkan Dana Rp170 Triliun!
Jadi, Redenominasi Ubah dari Rp1.000 Menjadi Rp1!
Cegah, Pendapatan Perkapita Longsor!
Covid-19 Eksponensial, Gandakan Diri!
Covid-19 Eksponensial, Gandakan Diri!
Covid-19 Eksponensial, Gandakan Diri!
lonjakan Covid-19 di Jakarta, 66% OTG!
Gubernur, DPD, Tokoh Gugat UU Minerba
Indonesia Kelangkaan Pressure Group!
Awas, Partikel Aerosol Virus Koroma!
Fenomena Huawei di AS Dipukul, Dipeluk, Disikut!
WHO Akui Covid Menular Lewat Udara!
Tentang Falsifikasi dalam Hukum Pers!
Covid-19, Melbourne Lockdown Lokal!
Solusi Petani Karet, Janji Kampanye!
Indonesia Naik Kelas Menengah Atas!
Paket Pelatihan Kartu Prakerja Disetop!
Gerakan Belanja Pemerintah via UMKM!
Artikel Hakaman 8, Lampung Post Selasa 30-06-2020
Gerakan Belanja Pemerintah via UMKM!
H. Bambang Eka Wijaya
MENKO Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan meluncurkan Gerakan Nasional Belanja Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) yang digagas Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP).
"Kita semua harus menunjukkan secara nyata kepeberpihakan (pada) UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Kita selalu melihat hanya orang-orang yang kaya, perusahaan-perusahaan yang besar," kata Luhut pada acara peluncuran gerakan itu di Jakarta, Jumat (26/6/2020).
Padahal, lanjut Luhut, lebib dari 40 juta UMKM ini mempunyai rekening lebih dari 66 juta. Menurut dia, angka tersebut merupakan kekuatan yang luar biasa untuk memperkokoh perekonomian nasional.
"Jadi kalau Anda lihat ini, pelaku usaha kecil 44%, usaha non-kecil 56%. Angka ini bukan angka kecil. Ingat, kita ini 75% atau lebih ekonomi kita didorong oleh domestic Consumption," ujarnya.
Menurut Luhut, gerakan nasional pengadaan belanja pemerintah untuk UMKM merupakan sesuatu yang istimewa.
"Banyak orang yang tidak sadar bahwa apa yang kita lihat hari ini sebenarnya sesuatu yang istimewa. Karena kita betul-betul menyambungkan sampai kepada pengusaha-pengusaha kecil," ucapnya.
Sebab, gerakan ini diyakini mampu mempercepat perputaran siklus ekonomi lokal, mempdrbaiki daya beli masyarakat dan mendorong ekonomi kreatif pasca-pandemi Covid-19.
"Yang ingin saya sampaikan kepada LKPP untuk terus bertransformasi dalam mendukung UMKM melalui pengadaan langsung yang merupakan langkah nyata menjalankan arahan Bapak Presiden Joko Widodo," ujar Luhut. (Kompas.com, 26/6)
Menurut Luhut nilai paket pengadaan pemerintah pada 2020 sebesar Rp725 triIiun. Dari Jumlah itu, Rp318 triliun berpotensi disalurkan dan terealisasi ke UMKM. "Kita cek ini kegiatannya harus jalan," tegasnya.
Belanja pengadaan barang dan jasa pemerintah ke UMKM ini langkah brilian untuk pemerataan. Untuk itu perlu diatur dengan regulasi yang kuat, agar tujuan yang mulia itu tercapai.
Lebih-lebih itu untuk pelaksanaannya di kabupaten/kota. Segala sesuatunya harus terang dan jelas. Mulai dari prakualifikasi atau pendataan spesialisasi dan kapasitas UMKM, sampai daftar belanja pengadaan barang dan jasa pemerintah. Semua dilakukan secara terbuka dengan acuan pendistribusian pekerjaan yang adil.
Mekanisme internal dan eksternal kontrol pelalsanaannya harus disiapkan sejak awal, agar program mulia itu tak dijadikan bancakan berbau KKN. ***
Fugaku, Komputer Tercepat Dunia Buatan Jepang!
Artikel Halaman 8, Lampung Post Minggu 05-07-2020
Fugaku, Komputer Tercepat
di Dunia Buatan Jepang!
H. Bambang Eka Wijaya
PACUAN teknologi komputer semakin canggih. Kalau sebelumnya Amerika dan Tiongkok silih berganti memegang supremasi komputer super tercepat di dunia, kali ini giliran Jepang meraih supremasinya dengan Fugaku.
Fugaku berada di kota Kobe, dibangun oleh Fujitsu Limited dan institut riset Riken Center for Computational Science. Dalam bahasa Jepang Fugaku berarti Gunung Fuji, sebuah gunung yang indah terlihat dalam perjalanan antara Nagoya - Yokohama.
Fugaku berada di posisi teratas komputer super terkencang di dunia, Top 500. Fugaku juga memuncaki peringkat HPCG yang menyusun daftar komputer super terkencang berdasarkan performa AI, serta perangkat Graph 500 yang mengukur kinerja sistem berdasarkan kinerja dalam menangani pengolahan data.
"Ini merupakan kali pertama dalam sejarah sebuah komputer super duduk di urutan pertama Top 500, HPCG, dan Graph 500 dalam waktu bersamaan," sebut pihak institut Riken dalam sebuah posting di laman web resminya.
Dalam peringkat Top 500, Fugaku mencatat skor LINPACK sebesar 415,53 Petaflops, jauh lebih tinggi dibanding pesaing terdekatnya asal AS, Summit, yang mencatat 186,6 Petaflops. Untuk benchmark HLP-AI yang digunakan di HPCG, skornya 1,421 Exaflops.
Sementara di Graph 500, nilainya 70.980 gigaTEPS, jauh di atas komputer super TaihuLight asal Tiongkok yang berada di urutan kedua Graph 500 dengan skor 23.756 gigaTEPS.
Sebagai komputer super tak mengherankan jika Fugaku memiliki ukuran yang besar dan membutuhkan tempat yang luas. Dibutuhkan 1.920 meter persegi atau seluas empat lapangan basket untuk menampung keseluruhan rangkaian Fugaku.
Komputer super ini memiliki 7,3 juta core prosesor ARM yang berjalan dengan kecepatan 2,2 GHz, berikut memori 4,85 petabyte.
Sebagaimana dihimpun Kompas.Tekno (26/6/2020) dari New York Times, Fugaku kini digunakan untuk membantu riset terkait wabah Covid-19, termasuk dalam hal diagnosa, penanganan, serta simulasi penyebarannya.
Menurut Direktur institut Riken Center Matoshi Matsuoka, sekalipun ada hambatan berat akibat merebaknya virus korona, kegigihan usaha mengatasinya dari karyawan Fujitsu dan semua yang terlibat dalam program komputer super ini telah berhasil menyelesaikan seluruh pekerjaan tepat waktu.
Matsuoka melanjutkan, "Dengan Fugaku, kita bertekad untuk membuat terobosan mencapai kemajuan ilmu pengetahuan ke masa depan, dengan mendorong inovasi yang bisa mewujudkan Masyarakat 5.0 menjadi kenyataan." ***
Gagalkan Israel Caplok Lembah Jordan!
Artikel Halaman 8, Lampung Post Sabtu 04-07-2020
Gagalkan Israel Caplok Lembah Jordan!
H. Bambang Eka Wijaya
GAGALKAN usaha Israel mencaplok Lembah Jordan, Tepi Barat, Palestina, sesuai proposal 'Perdamaian Abad Ini' dari Donald Trump. Pencaplokan itu direncanakan 1Juli 2020, namun berkat penolakan Uni Eropa dan dunia termasuk Indonesia, tim AS minta ditunda.
"Uni Eropa tidak akan mengakui tindakan aneksasi Israel di Tepi Barat yang diduduki," kata Susanne Wasum-Reiner, Duta Besar Jerman di Israel dikutip Middle East Monitor, Rabu (1/7/2020)
Uni Eropa dan Jerman baru-baru ini menggambarkan rencana itu sebagai pelanggaran hukum internasional.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menetapkan 1 Juli dimulainya pencaplokan. Namun setelah tim dari AS yang terdiri dari penasihat politik Presiden Trump Jared Kushner dan Utussn Khusus AS untuk Timur Tengah Avi Berkowitz akhir pekan lalu bertemu Netanyahu, terjadi perubahan.
Sebelum jumpa Netanyahu, tim dari AS bertemu Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz, yang tidak setuju langkah Netanyahu. Alasannya, Israel baru memasuki Pandemi Covid-19 gelombang kedua.
Di sisi lain, pihak Palestina mengancam jika Israel menganeksasi Lembah Jordan yang luasnya 28% dari wilayah Tepi Barat itu, maka Palestina menyatakan semua perjanjian dengan Israel batal dan Palestina akan memproklamasikan kemerdekaan dengan wilayah seluruh wilayah yang ditetapkan sebelum pendudukan Israel 1967 baik di Tepi Barat maupun Jalur Gaza.
Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh mengatakan, Israel membuat kesalahan jika melanjutkan rencananya untuk mencaplok Lembah Yordania dan wilayah sepanjang Laut Mati utara di Tepi Barat. Lembah Jordania yang membentang di perbayasan timur si Tepi Barat di sepanjang perbatasan dengan Jordania, katanya, sangat penting bagi masa depan negara Palestina.
"Wilayah itu adalah penghasil sayuran untuk Palestina. Luas Lembah Jordan 1.622 kilometer persegi, 28% dari luas Tepi Barat. Lembqh Jordan adalah perbatasan kami dengan Jordania, jadi aneksasi ini bagi kami adalah ancaman eksistensial bagi keberadaan kami, bangsa Palestina," tegas Shtayyeh.
PBB dan Uni Eropa mengatakan rencana Israel itu mengancam kemungkinan mencapai kesepakatan damai antara Israel-Palestina yang telah berlangsung lama. Negara-negara Arab memperingatkan aneksasi bisa mempengaruhi keamanan wilayah tersebut.
Sementara Komisi I DPR RI menyerukan semua parlemen dan pemerintah di seluruh dunia beserta komunitas internasional untuk memperjuangkan resolusi damai untuk Palestina merdeka. ***
Rekor India, 20 Ribu Kasus Baru Sehari!
Artikel Halaman 8, Lampung Post Jumat 03-07-2020
Rekor India, 20 Ribu Kasus Baru Sehari!
H. Bambang Eka Wijaya
INDIA mencatat rekor tambahan kasus baru virus korona (Covid-19) harian, nyaris 20 ribu kasus dilaporkan muncul dalam sehari. Seperti dilansir Associated Press, Senin (29/6/2020), tambahan nyaris 20 ribu kasus baru korona dalam 24 jam terakhir itu tercatat merupakan tambahan kasus harian tertinggi di India.
Kementerian Kesehatan India mencatat nyaris 100 ribu kasus korona dalam sepekan terakhir. Kementerian Kesehatan India melaporkan secara keseluruhan, total 548.318 kasus virus korona kini terkonfirmasi di negara itu.
Dengan angka ini, India tercatat sebagai negara ke-4 yang terdampak korona paling parah di dunia, setelah Amerika Serikat (AS), Brasil dan Rusia.
Total kematian akibat virus Corona di India kini mencapai 16.475 orang. Sedikitnya 321.723 pasien telah dinyatakan sembuh dari infeksi virus korona di negara itu.
Di tengah lonjakan kasus ini, beberapa negara bagian di India menerapkan kembali lockdown sebagian atau total untuk membatasi penyebaran virus korona. Salah satunya adalah wilayah Assam di perbatasan Bangladesh, yang memberlakukan kembali lockdown total hingga 12 Juli. Wilayah Benggala Barat, yang juga terletak di perbatasan, memperpanjang lockdown hingga 31 Juli mendatang. (detik.com, 29/6)
Dengan pesatnya transmisi lokal di negara-negara 'papan atas' Covid-19 seperti India, jumlah pasien positif terinfeksi vitus korona sampai Senin (29/6/2020) sudah tembus 10,2 juta (10.235.353) kasus di seluruh dunia..
Sementara kasus kematian tercatat 504.060 kasus, dan pasien yang dinyatakan telah sembuh sebanyak 5,546.934 orang. Jumlah kasus aktif sebanyak 4.185.359, kasus ringan 4.126.408, sedangkan kasus serius sebanyak 57.951 kasus.
Jumlah kasus terbanyak masih dicatatkan oleh AS, lebih dari 2,6 juta kasus. Disusul Brasil, Rusia, India dan Inggris.
Jumlah kasus Covid-19 masih terus berkembang. Berikut data sampai Minggu (28/6):
Cile: Melaporkan 4.216 kasus baru dengan 162 kasus kematian pada hari Minggu tersebut. Hingga kini Cile nenjadi negara ketiga dengan total kasus korona tertinggi di Amerika Latin, dengan 271.892 kasus, dan kasus kematian sedikitnya 5.509 kasus.
Meksiko: mencatatkan 4.410 kasus baru Covid-19 pada Sabtu (27/6/3020), nembuat total kasus di negara Sombrero menjadi sebanyak 212.802. Selain itu, terjadi peningkatan kasus kematian sebanyak 602, hingga total jadi 26.381 kasus.
Meksiko mulai membuka kegiatan ekomominya, sekalipun ada risiko peningkatan kasus korons. ***
Selanjutnya.....
Jokowi, 'Apa Enggak Punya Perasaan?'
Artikel Halaman 8. Lampung post Kamis 02-07-2020
Jokowi, 'Apa Enggak Punya Perasaan?'
H. Bambang Eka Wijaya
ANCAMAN perombakan atau reshuffle kabinet tiba-tiba muncul di tengah pandemi Covid-19. Hal itu terungkap dari video yang tayang di akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020). Video tersebut adalah pidato pembukaan Presiden Joko Widodo pada sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/6/2020).
Jokowi membuka pidatonya dengan nada tinggi. Ia tampak berang lantaran banyak menterinya yang masih menganggap situasi pandemi saat ini bukan sebuah krisis. "Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis!" ujar Jokowi saat menyampaikan omelannya.
Jokowi lantas menyampaikan ancaman reshuffle bagi menterinya yang masih bekerja biasa-biasa saja. "Langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah kepemerintahan. Akan saya buka. Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara," ucap Presiden.
"Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, suasana ini, (jika) Bapak Ibu tidak merasakan itu, sudah," kata Kepala Negara.
Jokowi mencontohkan ketidaksigapan menterinya dengan menyebutkan banyaknya anggaran yang belum dicairkan. Ia menyebut anggaran kesehatan yang sudah dianggarkan sekitar Rp 75 triliun baru cair sebesar 1,53 persen.
Jokowi juga menyinggung penyaluran bantuan sosial yang masih belum optimal 100 persen di saat masyarakat menunggu bantuan tersebut. Dengan nada tinggi, ia kembali mengingatkan para menteri bahwa mereka harus bekerja ekstra keras di masa krisis untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Jangan biarkan mereka mati dulu baru kita bantu, enggak ada artinya. Jangan sudah PHK gede-gedean duit serupiah pun belum masuk ke stimulus ekonomi kita," lanjut Presiden. (Kompas.com, 28/6)
Ia meluapkan kemarahannya lantaran kinerja para menterinya dalam menangani Covid-19 tak membawa kemajuan. "Enggak ada progres yang signifikan. Enggak ada," tegas Jokowi.
Presiden pantas marah di masa krisis terkesan ada menteri yang malah "bersembunyi". Akibatnya, Luhut dan Mahfud jadi menteri segala urusan menyahuti setiap isu, meski banyak isu yang lolos dari hadangan keduanya dan mengarah ke presiden. Ini tak sehat di tengah krisis. ***
Praktik 'Herd Immunity" Terselubung!
Artikel Halaman 8, Lampung Post Rabu 01-07-2020
Praktik 'Herd Immunity" Terselubung!
H. Bambang Eka Wijaya
SEORANG penulis dari Bangka-Belitung, Safari ANS, menulis di WAG Prioritas, "Mudah bagi gubernur dan bupati nakal agar catatan di daerahnya penderita Covid-19 kecil bahkan nihil. ...Dengan anggaran yang terbatas sekarang, mereka perkecil petugas tes. Sebab, makin sedikit orang yang tes, maka semakin kecil pula angka penderita yang terdeteksi."
Dengan angka penderita Covid-19 yang kecil apalagi nihil itu, daerahnya tentu mencatat reputasi baik di mata pemerintah pusat, sebagai daerah yang berhasil menangani wabah Vovid-19. Berbagai penghargaan dan hadiah pun diterima kepala daerah.
Itu kebalikan dari dari daerah yang melakukan secara maksimal tes di daerahnya. Seperti kata juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Ahmad Yurianto, "Tinggginya angka kasus baru positif Covid-19 terjadi sebagai hasil tes yang semakin masif."
Jadi, semakin sedikit tes dilakukan, semakin kecil pula jumlah kasus yang terdeteksi. Tapi ini punya sedikintnya dua konsekuensi.
Pertama, karena tidak dicari dan dijaring pendetitanya, pencegahan penularannya kurang efektif, populasi pembawa virusnya semakin masif dalam masyarakat. Akibatnya, penuntasan pandeminya semakin lama.
Kedua, dengan kecilnya tes sebagai pencarian dan penjaringan pembawa virus Covid-19, secara diam-diam dalam masyarakaat terjadi proses herd immunity, orang-orang yang sempat tertular sembuh sendiri berkat immunitas (kekebalan) tubuhnya melawan virus. Sampai akhirnya nanti, yang tersisa dalam masyarakat hanya orang-orang yang kebal dari virus korona. Selebihnya, berkat Covid-19 mendapatkan kemuliaan, syahid.
Dengan demikian, proses berhemat-hemat melakukan tes, sekadar asal ada tes saja, atau hanya dilakukan untuk memenuhi syarat membeli tiket, bisa menjadi praktik herd immunity terselubung.
Kecenderungan seperti itu di daerah tertentu mungkin menjadi dasar koran Australia Sidney Morning Herald memprediksi Indonesia bisa menjadi episentrum baru Covid-19.
Kita tentu tak perlu ribet membantah media asing yang beritanya mengandung peringatan buat kita. Karena yang terbaik kita introspeksi, berbenah diri, melihat kemungkinan ada yang harus kita lakukan untuk mencegah agar Indonesia tidak menjadi episentrum baru.
Kalau di Lampung misalnya, apakah sudah menjalankan saran WHO untuk melakukan 1.000 tes per sejuta penduduk per minggu? Artinya, dengan 9 juta penduduk lampung, sudahkah melakukan 9.000 tes setiap minggu?
Kalau belum, apa berarti siap syahid?? ***