Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Bamsoet, 12 Juta Kehilangan Pekerjaan!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Selasa 28-07-2020
Bamsoet, 12 Juta Kehilangan Pekerjaan!
H. Bambang Eka Wijaya

MENGUTIP data Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Wakil Ketua Umum Soksi Bambang Soesatyo dalam sambutan di Munas Soksi XI di Jakarta, Jumat (14/7/2020), menyebutkan hingga Juli 2020 sudah 12 juta penduduk kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19.
Ditambah angka baru itu, jumlah penganggur lama yang sampai Februari 2020 menurut BPS sebanyak 6,88 juta orang atau 4,99% dari total angkatan kerja 137,91 juta orang, penganggur pada Juli 2020 menjadi 18,88 juta orang atau 10,9% dari angkatan kerja.
Dengan alokasi anggaran untuk Kartu Prakerja disiapkan hanya untuk membantu 5,6 juta orang, tampak dari keseluruhan jumlah penganggur setelah Covid-19 terdapat 13,2 juta orang penganggur tanpa harapan (PTH).
Untuk 'menenangkan' peserta Munas yang kebanyakan tokoh gerakan buruh tentang ledakan angka pengangguran itu, Bamsoet menyajikan catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Konon, selama pandemi Covid-19 ada 143 perusahaan internasional yang diidentifikasi akan merelokasi investasi mereka ke Indonesia.
Doa seluruh warga bangsa diharapkan agar relokasi investasi itu lancar. Meski sebaiknya tetap realistis, jumlah penganggur 18,88 juta itu terlalu besar untuk ditampung hanya oleh 143 pabrik baru.
Artinya, hanya mengandalkan investasi asing sebagai jalan keluar dari kesulitan kita, jelas bisa keblinger. Investasi asing itu hanya suplemen, tambahan, sedang menu pokok atau soko gurunya harus tetap kekuatan ekonomi nasional, kekuatan bangsa sendiri.
Oleh karena itu, jangan sekali pun meringkus potensi kekuatan bangsa sendiri dalam bidang dan hal apa pun demi menguntungkan kekuatan investasi asing. Tindakan seperti itu akan menumpas kemampuan bangkit kekuatan ekonomi bangsa sendiri, dan membuat semakin besar daya gilas kekuatan ekomomi asing terhadap komponen-komponen ekomomi nasional.
Kata kunci untuk mengutamakan kekuatan nasional itu ada pada sikap penguasa untuk tidak  megalomania, gila besar. Sehingga, mewujudkannya di luar kemampuan bangsa sendiri. Akibatnya, segala yang strategis dikuasai asing.
Untuk itu, selain memupuk kemampuan BUMN dan perusahaan nasional untuk menangani skala besar, tak perlu malu-malu kembali ke era 1970-an, mengamalkan small is beautifull gaya E.F. Schumacher. Pembinaan UMKM dilakukan dengan sungguh-sungguh, tak hanya sebatas penghias bibir retorika pejabat.
Penampungan penganggur ke usaha mikro dilakukan secara benar, tak cuma untuk jalur rente buat kroni penguasa. ***
.

1 komentar:

30 Juli 2020 pukul 11.36 miao sai mengatakan...


ayo tes keberuntungan kamu di agen365*com :D
WA : +85587781483