Artikel Halaman 8, Lampung Post Selasa 21-07-2020
Petisi Petani Sawit Iringi Sukses B-100!
H. Bambang Eka Wijaya
PRODUK biodiesel 100% minyak sawit (B-100) canangan Presiden Jokowi berhasil direalisasi ITB dan Pertamina Research & Technology Center, dilincurkan Rabu (15/7).
Mengiringi sukses program B-100 itu, Kaukus Petani Sawit melansir petisi di Change.org, menuntut keadilan. Subsidi negara untuk produksi biodiesel yang selama ini jumlahnya puluhan triliun, ternyata hanya dinikmati para konglomerat perkebunan sawit.
Sebagai uji coba, lapor Kontan.co.id (15/7), Toyota Inova sudah memakai produk D-100. Hasilnya, tidak jauh berbeda dengan memakai bahan bakar minyak (BBM). Bedanya, produk D-100 ini ramah lingkungan.
Program yang menghasilkan produk Green Diesel (D-100) ini sudah diproduksi 1.000 barel per hari di fasilitas existing Kilang Dumai.
D-100 itu minyak kelapa sawit atau CPO yang telah diproses sehingga hilang getah, impurities dan baunya.
Menteri Perindustrian Agus Kartasasmita saat peluncuran B-100 itu mengatakan, ini sejalan dengan arahan Presiden Jokowi untuk mengawal implementasi program Bahan Bakar Nabati (BBN) dalam rangka mengoptimalkan sumber daya alam yang berlimpah di Indonesia, khususnya kelapa sawit, sehingga akan mejingkatkan kesejahteraan petani.
Ironisnya, pada saat yang sama muncul petisi Kaukus Petani Sawit yang menuntut keadilan karena selama ini subsidi negara untuk produk biodiesel sebesar Rp33,6 triliun sesuai data BPK, lebih dinikmati para konglomerat raksasa pemilik jutaan hektar perkebunan sawit. Sedangkan para petani justru kian menderita.
Amat mengerikan saat Covid-19, pemerintah mengucurkan dari APBN dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk petani sawit sebesar Rp2,8 triliun. Namun, dana itu seutuhnya dicaplok para konglomerat sawit, sehingga petani sawit rakyat kecil cuma kebagian sekaratnya. Rintih petisi itu.
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) dibentuk Presiden Jokowi 2015. Lembaga ini diberi amanah mengelola dana hasil pungutan ekspor minyak sawit mentah (CPO) sebesar 50 dolar AS/ton. Tujuan utamanya mendorong perkebunan sawit berkelanjutan, membantu penguatan SDM petani agar lebih produktif dan sejahtera.
Tapi nyatanya sesuai data BPK Desember 2019, dari hasil pungutan ekspor sawit mencapai Rp47,23 triliun selama lima tahun, realisasi penyaluran kepada produsen Rp33,6 triliun. Dari jumlah itu untuk insentif biodiesel Rp29,2 triliun atau 61,82% dari keseluruhan penerimaan. Dana penguatan kapasitas petani kecil jauh dari sebanding. ***
.
.
0 komentar:
Posting Komentar