Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Jokowi, Ubah Strategi Penanganan Covid!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Senin 01-02-2021
Jokowi, Ubah Strategi Penanganan Covid!
H. Bambang Eka Wijaya
PRESIDEN Jokowi meminta kepada jajaran menteri terkait untuk melakukan perubahan strategi dan pendekatan agar penanganan Covid-19 berjalan lebih baik. Demikian siaran pers Menko PMK Muhadjir Effendy, Rabu (27/1/2021).
Strategi baru yang diminta oleh Jokowi agar diterapkan adalah karantina wilayah terbatas hingga tingkat mikro di lingkup RT dan RW. Hal tersebut merupakan salah satu upaya penanganan Covid-19 di Tanah Air yang jumlahnya sudah mencapai 1.012.350 pada Selasa (26/1/2021), dengan kematian sehari mencapai 387 orang.
Menurut Muhadjir, karantina wilayah akan dilakukan untuk mendalami kasus yang ada di suatu wilayah dan memisahkan masyarakat yang positif Covid-19 dengan melakukan isolasi mandiri atau isolasi kolektif.
"Teknisnya kita akan terus atur. Sebetulnya Presiden memesan agar sungguh-sungguh diterapkan karantina terbatas kemudian isolasi mandiri, dan kalau tidak memungkinkan dilakukan isolasi kolektif secara terpusat," kata Muhadjir.
Perbaikan dan evaluasi di tingkat hulu harus terus dilakukan dengan jumlah kasus yang didapatkan saat ini, tambahnya. Utamanya dalam melakukan karantina terbatas, tracing tracking testing (3T), protokol kesehatan (3M) dan pengobatan pada pasien Covid-19.
Selain itu, langkah lain yang tengah dilakukan pemerintah pusat adalah pengalokasian tempat tidur untuk pasien Covid-19.
Menurut Muhadjir, selama ini mayoritas rumah sakit masih belum optimal dalam mengalokasikan tempat tidur untuk pasien Covid-19.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, kata dia, telah memberikan edaran ke rumah sakit agar melonggarkan alokasi tempat tidur untuk pasien Covid-19.
"Karena sebagian besar rumah sakit, ternasuk rumah sakit pemerintah baru di bawah 15% menyediakan bed untuk pasien Covid-19, sudah ada edaran Menkes tinggal ditegakkan," kata Menko PMK.
Sementara itu, anggota Komiai IX DPR Netty Prasetiani menyoroti kenaikan angka kematian akibat Covid-19.
"Jika hari ini angka kematian semakin tinggi artinya pemerintah gagal melakukan penurunan mortalitas. Bahkan kematian mencapai angka tertinggi 387 kasus," kata Netty. (Kompas.com, 28/1)
Terpenting dari semua itu adalah akhirnya pemerintah menyadari kekeliruan strategi dan pendekatan dalam menangani Covid-19. Tak ada kata terlambat mengubah strategi dengan karantina wilayah hingga lingkup mikro RT dan RW, dan pendekatan dari intimidatif kerja paksa dan denda progresif menjadi partisipatif berdasar kesadaran dan keikhlasan warga. ***





0 komentar: