Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Kemiskinan Semakin Dalam dan Parah!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Kamis 18-02-2021
Kemiskinan Semakin Dalam dan Parah!
H. Bambang Eka Wijaya

PANDEMI Covid-19 menyebabkan kemiskinan di Indonesia semakin dalam dan parah. Indeks Kedalaman Kemiskinan dari 1,62 pada Maret 2020 menjadi 1,75 pada September 2020. Diikuti Indeks Keparahan Kemiskinan pada priode sama dari 0,38 menjadi 0,47.
Badan Pusat Statistik (BPS) Senin (15/2) selain melaporkan kian buruknya kondisi kemiskinan yang semakin dalam dan parah itu, juga menyebut jumlah orang miskin  meningkat menjadi 27,55 juta orang pada September 2020, bertambah 2,76 juta orang dari September 2019 sebesar 24,97 juta.
Dengan jumlah orang miskin 27,55 juta pada September 2020 itu, Kepala BPS Suhariyanto menyatakan persentase orang miskin kembali dua digit, 10,19% dari jumlah pendududuk. September 2019 persentase jumlah orang miskin satu digit, 9,22%.
Angka kemiskinan September 2020 itu juga mengembalikan jumlah orang miskin di Tanah Air ke posisi September 2014, sebelum Jokowi dilantik Oktober 2014, yakni 27,73 juta orang.
Peningkatan jumlah orang miskin yang signifikan pada September 2020 ini seiring dengan meningkatnya jumlah pengangguran terbuka yang pada Agustus 2020 menjadi 7,07% dari 5,23% pada Februari 2020.
Selain itu 29,12 juta penduduk terdampak pandemi. Sebanyak 2,56 juta mengalami pengangguran, 1,77 juta penduduk sementara tidak bekerja, dan sebanyak 24,03 juta penduduk mengalami pengurangan jam kerja.
"Jadi mereka terpengaruh dari segi pendapatannya. Demikian juga untuk pekerja setengah menganggur, yang waktu bekerjanya kurang dari jam kerja normal (35 jam) ada peningkatan, sehingga ada indikasi pendapatan masyarakat akan menurun," ujar Suhariyanto. (Kompas.com, 15/2/2021)
Angka kemiskinan September 2020 itu dihitung berdasarkan garis kemiskinan pada Rp458.947 konsumsi per kapita per bulan. Jadi rata-rata per hari sekitar Rp15.000, atau sekitar 1 dolar AS per hari. Jauh di bawah garis kemiskinan Bank Dunia, pada 2 dolar AS per hari.
Kembalinya kemiskinan Indonesia pada level September 2014, jadi isyarat kondisi sosial ekonomi bangsa kini mundur sejauh enam tahun. Mungkin itu paham direktur eksekutif Bank Dunia Marie Pangestu ketika menyatakan untuk pemulihan ekokomi Indonesia pasca pandemi butuh lima tahun.
Kondisi ekonomi kini lebih berat karena jumlah utang luar negeri RI pada 2014 masih 292,6 miliar dolar AS atau setara Rp4.096 triliun. Sedang pada kuartal IV 2020 menurut BI sebesar 417,5 miliar dolar AS atau Rp5.803 triliun. Itu di luar utang lewat SUN, jualan obligasi negara. ***




0 komentar: