Artikel Halaman 8, Lampung Post Kamis 04-02-2021
Pemulihan Ekonomi RI Bisa 5 Tahun!
H. Bambang Eka Wijaya
DIREKTUR Pelaksana Bank Dunia Marie Elka Pangestu memprediksi, pemulihan ekonomi Indonesia hingga normal seperti pra-Covid-19 bisa butuh waktu lima tahun. Itu termasuk cepat dibanding pemulihan ekonomi saat krisis moneter 1998, butuh delapan tahun.
"Kali ini jika kita kontraksi 2%, kita butuh 1% di bawah potensi atau 4%. Untuk dua hingga tiga tahun ke depanmungkin kita perlu waktu hingga lima tahun untuk mengembalikan situasi seperti pra-Covid-19," jelas Marie dalam webinar, dikutip CNBC-Indonedia. (31/1/2021)
Ia menilai situasi krisis eonomi akibat Covid-19 saat ini tak jauh beda dengan keisis ekonomi dan moneter pada 1998. Indonesia waktu itu butuh delapan tahun untuk bisa pulih kembali.
"Krismon 1998 itu kontraksi yang sangat berat dan memerlukan beberapa tahun dengan low growth. So we basically like eight years sebelum balik lagi ke pra-krismon," ujar Marie.
Karena itu, menurut dia, sangat penting untuk melakukan perubahan dan transformasi agar ekonomi bisa bangkit. Pasalnya, karena krisis kesehatan dan krisis ekonomi karena pandemi Covid-19 ini, juga berpotensi membuat pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia berada di bawah level fundamentalnya untuk jangka waktu bertahun-tahun.
"Yang harus kita sadari adalah apa yang terjadi dengan pandemi ini, pertama adanya kontraksi. Kedua, kita akan mengalami pertumbuhan yang di bawah potensi dan ini akan diperkirakan berlangsung sepuluh tshun jika kita tidak melakukan perubahan-perubahan dari segi kebijakan maupun recovery investment," ujarnya.
"Indonesia dalam good neighbourhood yang recoveey akan lebih cepat. Sehingga recovery bisa dirasakan saat ini, flow of trade sudah lebih balik ke normal," jelasnya.
Untuk 2021 Bank Dunia memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 4,4%, dengan estimasi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 minus 2,2%.
Perekonomian di tahun ini bisa pulih. Tapi dengan catatan, program vaksinasi berjalan dengan baik dan positifnya laju investasi.
Sementara itu, IMF merevisi proyeksinya. Untuk 2021, Output ekonomi global diprediksi naik 5,5% atau naik 0,3 poin dari prediksi Oktober lalu. Baik negara berkembang maupun maju bakal memiliki pertumhuhan lebih tinggi dari prediksi sebelumnya.
Kecuali Indonesia, yang pertumbuhan PDB-nya diprediksi IMF lebih rendah 1,3 poin dari prediksi awal menjadi 4,8% untuk 2021. Padahal, ekonomi Tiongkok diprediksi tumbuh 8%, dan India 11%, hingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi energing market di kawasan Asia. ***
0 komentar:
Posting Komentar