Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Ramalan Ki Jogoboyo, KPK Moderat!

"JOGOBOYO sebutan buat kepala dusun di Jawa dahulu! Kalau penjabatnya muda disapa bayan--hurup 'o' lazim dibaca 'a' jika diberi imbuhan seperti rupo (wajah) menjadi ®MDRV¯rupane®MDNM¯ (wajahnya). Jika mampu mempertahankan jabatan itu seumur hidup, disebut Ki Jogoboyo!" ujar Umar. "Orang mencapai tingkat Ki Jogoboyo karena mampu meramal perubahan kekuasaan di level atas, hingga antisipasinya tepat dalam melakukan penyesuaian pada perubahan!"

"Tapi bukan sembarang antisipasi, apalagi untuk menjilat ke atas!" potong Amir.
"Jogoboyo itu di hati warga dimaknai pawang buaya, melindungi warga dari kebuasan buaya penguasa yang lazim menindas rakyat, misalnya dengan menarik pajek (pajak) berlebihan! Dengan Jogoboyo berpengaruh dan disegani-selayak kepala suku, warganya mendapat perlakuan lebih wajar dari penguasa! Ia didaulat warga jadi Jogoboyo seumur hidup--lewat pemilihan langsung secara periodik!"

"Maka itu, ramalan Ki Jogoboyo atas perubahan konstelasi kekuasaan, seperti tengah

terjadi pada Komisi Pemerantasan Korupsi (KPK) setelah keluar perppu penunjukan pimpinan sementara KPK, layak disimak!" tegas Umar. "Dibentuknya 'tim lima' penyeleksi pimpinan sementara KPK terdiri dari tiga unsur penguasa (Menko Polhukam, Menhukham, dan Ketua Tim Penasihat Presiden) serta dua unsur independen, mudah ditebak KPK ke depan diformat lebih moderat! Artinya, tidak seekstrem KPK terakhir yang main tabrak tembok-tembok kekuasaan! Mungkin mirip KPK saat diketuai Taufiqurrahman Ruki--yang masuk 'tim lima' unsur independen!"

"Atas ramalan Ki Jogoboyo demikian, antisipasi terpenting pada dua kasus terakhir yang sedang didobrak KPK--penyebab pimpinannya dipreteli--skandal Bank Century dan dugaan korupsi di KPU!" sambut Amir. "Pada skandal Bank Century, arahnya terlalu mencolok menuju Boediono pada kapasitasnya selaku Gubernur BI, padahal kini jadi Wakil Presiden--dwitunggal pemimpin negara! Arah tindakan yang bisa mencemari 'kesucian' dwitunggal tak boleh dibiarkan! Lalu KPU, yang sejak awal menonjol kecondongannya pada pasangan SBY-Berbudi, tentu amat layak diingat jasanya setelah pasangan itu menang!"

"Tapi bukan berarti kedua kasus itu tak ditangani KPK!" sela Umar. "Tetap dilanjutkan, cuma dalam versi yang tadi itu, lebih 'moderat'!"
"Kira-kira begitulah!" tegas Amir. "Dengan itu, 'Ki Jogoboyo' atau 'kepala suku' yang berkewajiban melindungi 'warganya' justru harus lebih hati-hati, karena KPK yang telah menjelma sebagai buaya abdi penguasa itu tak lagi mengejar monyet di pohon tinggi, tapi yang main becek di bawah pohon! Secara kuantitatif statistik, hasil kerja KPK tidak akan merosot! Bedanya cuma pada kawasan garapan!" ***

0 komentar: