Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Tamatlah Riwayat Noordin M. Top!

"AKHIRNYA, tamatlah riwayat Noordin M. Top, gembong teroris asal Malaysia buron nomor satu Polri! Ia tewas meledakkan diri hingga wajahnya rusak!" ujar Umar.

"Polisi memastikan itu jenazah Noordin berdasar sidik jarinya. Bersama Noordin, tewas dua teroris perakit bom, Urwah dan Aji!"

"Lega dadaku dapat kepastian yang tewas Noordin M. Top!" sambut Amir. "Betapa, bersama teroris asal Malaysia lainnya Dr. Azhari, selama ini mereka menebar maut di negeri kita! Alasannya hanya karena Indonesia sejawat Amerika, penyerang Taliban--sekutu Al Qaeda di Afghanistan! Padahal Malaysia sekutu Inggris, ikut menyerang Taliban di Afghanistan!"

"Itulah subjektivitas Dr. Azhari dan Noordin M. Top yang tak dilihat para pengikutnya di Indonesia hingga rela mengebom negeri sendiri dan saudara sebangsa!"

tegas Umar. "Untuk sukses Densus 88 Antiteror Polri menghabisi petualang Noordin M. Top, kita angkat salut! Diharapkan, dengan kerja efektif Densus 88, sisa teroris segera diringkus!"

"Efektifnya kerja Densus 88 layak diacungi jempol! Tak ada bias sedikit pun dalam penyergapannya, meski dilakukan di perkampungan padat warga--Solo!" timpal Amir.

"Tewasnya Adib Susilo risiko menyembunyikan teroris! Sedang terlukanya istrinya yang hamil, Munawaroh, salahnya sendiri. Diminta petugas agar keluar, malah bertahan!"
"Keefektifan kerja Densus 88 dengan zero bias itu bahkan jauh lebih baik dari ABRI di era Orde Baru!" tegas Umar. "Bandingkan dengan pengepungan ABRI di Talangsari, banyak wanita dan anak-anak di antara 246 korban tewas dalam penyerbuan terhadap jemaah pengajian Warsidi 7 Februari 1989!" (Fadilasari, Talangsari 1989, LSPP, 2007)

"Bandingan bias itu meyakinkan kita bahwa untuk mengatasi teror di negeri ini, cukup Polri, sesuai prinsip civil society yang ditegakkan reformasi!" timpal Amir. "Kalau ingin lebih tangguh, Densus 88 ditingkatkan kualitasnya! Jadi, tak perlu merevisi UU Antiterorisme hanya untuk memberi dasar hukum melibatkan TNI memerangi terorisme, karena pengalaman biasnya pada warga sipil yang luas di masa Orde Baru itu tak boleh diulang!"

"Tampak, demi pertimbangan mencapai zero bias itu pula kenapa pengepungan rumah Mujahri di Temanggung dilakukan Densus 88 hingga 17 jam! Untuk tujuan itu terbukti kerja Densus 88 sangat efektif, hanya Ibrohim, otak pelaku Bom Mega Kuningan, yang tewas!" tegas Umar. "Memang, drama pengepungan panjang di Temanggung itu diejek jenderal Orde Baru dengan bandingan penyergapan pesawat Woyla yang hanya tiga menit! Tapi melihat medannya di kampung warga sipil yang padat penduduk, pilihan Densus 88 untuk menghindari bias terbukti efektif!"

"Maka itu, kita dukung Densus 88 meningkatkan kualitas!" timpal Amir. "Tak perlu meneror rakyat dengan menebar intel ke antero negeri memburu segelintir teroris! Cukup Densus, bravo 88!"

1 komentar:

18 September 2009 pukul 18.41 Unknown mengatakan...

Hancurkan teroris sampe ke akar akarnya, dukung masyarakat terhadap Polri sangat besar diharapkan
Bravo densus 88,Bravo Polri, merdeka indonesiaku
Kompol.R.kurniawan.SH.SIk