"APA ini, Ustaz?" seorang abang becak terbelalak membuka amplop pemberian kiai saat turun dari becaknya, melihat isinya lima ratus ribu rupiah. "Mungkin Ustaz salah cabut amplop dari saku!"
"Tidak! Tak ada yang salah!" jawab kiai tegas. "Itu saya terima dari panitia tablig, katanya sekadar untuk ongkos becak! Jadi, itu amanah yang harus disampaikan sepenuhnya kepada mustahaknya, tak boleh disunat sedikit pun!"
Abang becak turun mencium tangan sang kiai. "Kalau para pemimpin menjaga amanah seperti kiai, para anggota DPRD Lampung tak perlu ramai-ramai studi banding ke Hong Kong menghabiskan uang rakyat untuk memperlancar usaha ekspor bangsa ke negeri itu!" tukasnya.
"Sebab, jika setiap sen uang amanah dari negara untuk rakyat sampai kepada mustahaknya, hidup rakyat tak terlalu sengsara, tidak harus menjadi komoditas ekspor untuk mendapatkan devisa! Apalagi jika uang proyek dan program yang bertujuan akhir menciptakan lapangan kerja mencapai sasaran sepenuhnya, lapangan kerja tersedia di sekitar kita, tak perlu mencarinya ke negara lain!"
"Sabar! Jangan suuzan!" sambut kiai menepuk bahu abang becak. "Studi ke Hong Kong, sebagai bagian negeri China, pilihan bagus! Ada sunah menyatakan, tuntutlah ilmu walau ke China!"
"Tapi, Ustaz, apa tak lebih baik usaha dipusatkan menciptakan lapangan kerja di negeri sendiri, karena syaratnya amat sederhana, para pemimpin bersikap amanah!" timpal abang becak.
"Tentunya karena sudah terbukti mereka tidak mampu menciptakan lapangan kerja di kampung sendiri, meski syaratnya sesederhana kau sebut, mereka menetapkan ekspor bangsa--mengirim warga kita mencari pekerjaan ke negara lain dengan harapan bisa mendatangkan devisa!" tutur kiai. "Lagi pula, ekspor Lampung tahun lalu sampai November turun 18,19%, nyaris seperlima! Jadi perlu kompensasi, ternyata yang paling gampang justru mengekspor rakyatnya!"
"Bukankah lebih baik meningkatkan ekspor lewat menaikkan produksi komoditasnya, kegiatan untuk itu sekaligus menciptakan lapangan kerja baru, tenaga kerjanya bisa ditampung sehingga tak perlu diekspor?" sela abang becak.
"Untuk meningkatkan produksi atau membuat produk ekspor baru perlu waktu!" tegas kiai.
"Jadi, yang selalu siap ekspor itu manusia, keadaannya juga sempurna berkat penciptaan Allah Yang Mahaagung! Belum lagi soal anggarannya! Untuk meningkatkan produksi atau membuat produksi baru perlu anggaran, yang penyalurannya belum tentu pula sesuai amanah hingga keberhasilannya tidak terjamin! Sedang manusia ciptaan Allah yang sempurna itu telah tersedia banyak, menciptanya tak perlu anggaran pula!"
"Apalagi kalau anggarannya kadung habis untuk study tour ramai-ramai anggota DPRD!" entak abang becak. "Memang tak ada pilihan lain!" n
1 komentar:
Posting Komentar