Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Jatah Kucing Saja Mau Dirampas!


DALAM seleksi program inovasi dibiayai badan swasta, dibahas usul percepatan pelunakan tulang ayam untuk meningkatkan nilai tambah usaha. "Kan sudah banyak bisnis ayam goreng bertulang lunak?" tukas tim seleksi pada pengusul.
"Betul!" jawab pengusul. "Tapi di Solo saja, asal bisnis ini, proses pengolahan masih terlalu lama hingga pembeli sering antre berjam-jam!"


"Kami sudah pelajari proposal Anda!" tegas ketua tim seleksi. "Hasilnya, kami tolak!"
"Ditolak? Apa alasannya?" kejar pengusul.
"Tanpa bersepakat pun, tiga dari lima tim seleksi menulis di proposal Anda penilaian sama, 'Tulang jatah kucing saja mau dirampas’!" jelas ketua tim. "Alasan sebenarnya, percepatan pelunakan tulang ayam dengan peningkatan suhu dalam prosesnya itu terlalu sederhana untuk program inovasi yang dibiayai lembaga kami! Anda cukup mengirim leaflet panduan teknis ke para pengusaha bisnis itu, gagasan Anda akan langsung menjadi kenyataan!"

"Memang!" sahut pengusul sambil beranjak. "Tapi dengan cara itu, sudahlah merampas jatah kucing, saya tak dapat apa-apa pula!"
"Ternyata, soal 'dapat apa-apa' lebih penting daripada implementasi gagasannya!" ujar ketua pada tim sepeninggal pengusul. "Orientasi pada 'dapat apa-apa' yang mengalahkan keikhlasan menyumbang pengetahuan bagi kemajuan, jadi salah satu penghambat kemajuan bangsa!"

"Mending pengusul tadi orientasinya pada 'dapat apa-apa' itu tentatif, tergantung kerelaan, bukan terkait tugas dan tanggung jawabnya!" timpal anggota tim. "Lebih gawat ketika orientasi 'dapat apa-apa' terkait pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, seperti para anggota DPR yang dipidana akibat menerima suap saat menyusun UU BI dan memilih Deputi Gubernur Senior BI!"

"Bagi para legislator yang berkedudukan tinggi dalam struktur jabatan kenegaraan, suap senilai yang mereka terima itu sebenarnya cuma seperti jatah kucing, yang ternyata mereka gasak juga!" tegas ketua tim. "Akibat jatah kucing saja digasak dalam perilaku korupsi berorientasi 'dapat apa-apa' itu kemiskinan meruyak diiringi runtuhnya kehormatan lembaga tinggi negara tersebut!"
"Implikasinya, bukan semata akibat kemiskinan yang jadi wajah jutaan pencari kerja kita maka rasa hormat warga negeri tetangga pada bangsa Indonesia menjadi rendah!" tukas anggota tim. "Tapi, akibat kehormatan para pejabat lembaga tinggi negara kita yang juga rusak oleh korupsi itu bangsa kita jadi rendah sebenang dalam berdiplomasi dengan negara tetangga! Diplomasi yang terbebani citra elite penggasak jatah kucing!"

0 komentar: