"HATI-HATI jaga anak di rumah!" pesan suami ke istri. "Meski berita penculikan anak reda, kita tak boleh lengah! Siapa tahu situasi tenang diciptakan sindikatnya agar orang kurang waspada!"
"Katanya anak-anak diculik untuk dibuat tumbal pembangunan bendungan?" tanya istri.
"Itu isu zaman Belanda!" jawab suami. "Sekarang, seperti terungkap dari culik yang tertangkap, anak yang diculik dijual ke luar negeri!"
"Berarti tetap hidup, dipelihara orang kaya yang tak punya anak?" kejar istri. "Tak dibunuh seperti kalau dijadikan tumbal pembangunan?"
"Tumbal itu orang yang sengaja dikorbankan, tak mesti dibunuh!" jelas suami. "Memang ada tumbal dibunuh! Seperti dalam film warga primitif, orang yang jadi tumbal dibunuh sebagai persembahan di depan berhala yang mereka sembah!"
"Berarti setiap ada yang sengaja dikorbankan ada semacam berhala, alasan tumbal, kepada siapa persembahan ditujukan?" tanya istri.
"Meski tidak selalu eksplisit!" tegas suami. "Bisa terbersit dari demi ini demi itu yang dijadikan alasan untuk sejumlah atau sekelompok orang sengaja dikorbankan alias dijadikan tumbal!"
"Ada contoh yang nyata?" kejar istri.
"Para korban pembumihangusan permukiman nelayan di Kualakambas dan Kualasekapuk, yang menyangkut nasib 759 jiwa warga bangsa!" jelas suami. "Dalam pidato di forum resmi, seseorang yang mungkin merasa tanggung jawabnya tak terlepas dari pembumihangusan permukiman nelayan itu menyatakan para korban di Kualakambas dan Kualasekapuk itu sengaja dikorbankan demi pelestarian alam TNWK!"
"Contoh lain yang lebih dekat, ada?" cecar istri.
"Para gelandangan pengemis dan anak-anak telantar di Kota Bandar Lampung yang sengaja dikorbankan demi kota itu terihat selayak kota makmur yang tanpa kaum duafa!" tegas suami. "Dikorbankannya mereka bukan semata sengaja, malah dilakukan secara de jure—barang siapa memberi uang atau bantuan kepada para duafa itu diancam hukuman badan atau denda!"
"Kalau terbukti ada kelompok-kelompok orang yang sengaja dikorbankan atau dijadikan tumbal begitu, apakah pembangunan nasional sekarang tak lagi pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat?" tanya istri.
"Bahkan, slogan itu kini nyaris tak terdengar!" jawab suami. "Dengan kenyataan ada kelompok-kelompok warga yang sengaja dikorbankan, terlihat manusia bukan lagi orientasi utama pembangunan! Keadilan sosial (tak lagi) bagi seluruh rakyat Indonesia! Menyedihkan!"
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Kamis, 16 September 2010
Masalah Tumbal Pembangunan!
Label:
pembangunan,
tumbal
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar