Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

'Republik Amplop', Mati Demi Angpau!


MUDIK jadi peluang Temon menyampaikan isi hati ke ayahnya lewat cerita tentang angpau—amplop berisi uang yang dibagi pada Hari Raya Tionghoa!

"Menurut kakek teman dari tradisi itu, angpau di Hari Raya dulu diberikan seorang ayah ke anaknya sebagai modal memulai usaha sendiri!" tutur Temon. "Jumlah angpau itu cukup untuk modal, bukan alakadarnya seperti sekarang—meski orang siap mati terjepit demi angpau di open house!"

"Kau mau buka usaha apa?" timpal ayahnya.

"Usaha membuat amplop bervariasi ilustrasinya, untuk tempat uang saat open house Lebaran dan acara amal lainnya, agar secara nyata bisa terlihat amplop itu isinya halal, hasil kemurahan hati dari penguasa atau pengusaha! Secara sekilas pun bisa dibedakan dari amplop suap, gratifikasi, atau modus korupsi lainnya!" jelas Temon.


"Amplop khas yang memastikan isinya halal itu untuk kelancaran proses amal kepada si miskin, akan diperlukan dalam jumlah besar karena negara ini sedang berubah menjadi Republik Amplop!"

"Republik Amplop apa maksudmu?" potong ayah.

"Republik di mana pembagian amplop berisi uang tunai buat kaum miskin dari para pejabat negara, pemerintah, BUMN, semua tingkat kekuasaan dan pengusaha semua skala bisnis, menjadi penentu tercapainya kesejahteraan seluruh rakyat!" tegas Temon. "Hal itu dilakukan kalangan penguasa dan pengusaha dengan kesadaran dan keikhlasan total! Nantinya tak aneh jika MURI berburu rekor barisan kaum miskin terpanjang dalam acara amal pembagian amplop seperti itu!"

"Bagaimana kau bisa seyakin itu?" kejar ayah.

"Pertama, karena adanya keteladanan beramal dengan kemurahan hati buat barisan panjang kaum miskin itu dari Istana! Contoh baik ini wajar diikuti para pejabat lebih rendah, terutama di daerah!" jelas Temon. "Kedua, karena sistem ekonomi neoliberalisme (neolib) yang berlaku di dunia, termasuk negeri kita, hanya mendistribusi benefit-nya pada kaum kapitalis asing lewat bursa saham (di BEJ pemain lokal di bawah satu persen) atau eksplorasi kekayaan alam, yang semua itu sama sekali tak ada urusan dengan kaum miskin! Untuk itu, kemurahan hati para penguasa dan pengusaha membagikan langsung amplop ke tangan kaum miskin menjadi satu-satunya alternatif untuk peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat!"

"Apakah bisa diyakini lewat jalur amal penguasa dan pengusaha tanpa rancangan saksama itu keadilan sosial bagi seluruh rakyat bisa terwujud?" tanya ayah.

"Terpenting telah disadari dan dipilih jalan untuk mengatasi kegagalan sistemnya!" tegas Temon. "Sejauh mana hasilnya, kita lihat nanti!" ***

0 komentar: