Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Mumet, Pembatasan Pakai Cc Mobil Batal!

"PEMERINTAH kayaknya kian mumet!" ujar Umar. "Pembatasan BBM berdasar kapasitas mesin (cc) mobil yang semula akan diberlakukan 1 Mei 2012 dibatalkan! Pembatasan BBM itu bahkan dihapus dari wacana, tegas Jero Wacik usai rapat kabinet terbatas bidang ekonomi, Kamis (3-5) petang!" "Lantas, wacana baru apa lagi sebagai pengganti kebijakan, tentu, sebelum wacana itu mengalami nasib sama, akhirnya dibatalkan juga!" timpal Amir. "Tapi rakyat tak kaget setiap kali mendengar wacana kebijakan dibatalkan dan diganti, lalu penggantinya dibatalkan juga! Artinya, rakyat mafhum pemerintah selalu diselimuti keragu-raguan, hingga cara berpikir dan memerintahnya eksperimental—serbacoba-coba! Rakyat pun berpengalaman jadi kelinci percobaan!"
"Kebijakan pengganti ditetapkan lima hal!" jelas Umar. "Pertama, pembatasan BBM bersubsidi berlaku untuk kendaraan dinas pemerintah dan BUMN, pelat merah dan pelat hitam yang akan diberi stiker! Kedua, kendaraan untuk pertambangan dan perkebunan dilarang pakai BBM bersubsidi! Ketiga, konversi BBM ke gas di Jawa. Keempat, PLN tak membangun pembangkit berbasis BBM. Dan kelima, kantor pemerintah harus hemat listrik!" "Sebagian besar kebijakan itu tergantung pada intensifnya pengawasan! Padahal kelemahan utama birokrasi kita justru pada pengawasan!" timpal Amir. "Konon lagi pengawasan pengisian BBM untuk kendaraan untuk pertambangan dan perkebunan yang kebanyakan bermesin diesel, padahal di SPBU hanya tersedia solar bersubsidi! Karena tak ada alternatif tempat pengisian lain, dengan sendirinya akan diisi solar bersubsidi!" "Tapi bersangka baik sajalah kita, pemerintah akan mampu menjalankan semua kebijakan itu dengan sebaik mungkin!" tegas Umar.

 "Karena, soal terpenting di balik mengendurnya tekanan pelaksanaan pembatasan BBM dibanding akhir akhir April, adalah mengendurnya juga ancaman terhadap keamanan fiskal pada APBN 2012 karena harga BBM cenderung terus turun! Jadi, anggaran subsidi BBM Rp137,4 triliun dalam APBNP 2012 diperkirakan bakal cukup!" "Kalau itu dinamika di balik pembatalan rencana pembatasan BBM bersubsidi yang terkesan amat dipaksakan medio akhir April lalu, ikut lega juga kita!" sambut Amir. "Dengan begitu, kita berharap pemerintah berkurang mumetnya agar bisa membuat kebijakan yang lebih rasional dalam arti tak seenaknya menimpakan beban ke pundak rakyat yang telanjur terseok memikul beban kenaikan harga—meski kebijakan penyulut kenaikan harga itu urung dilaksanakan!" ***

0 komentar: