"TOKOH yang bisa disebut paling populer bukan cuma di dalam negerinya, Prancis, tapi juga di Eropa berkat kegigihan usahanya melepaskan benua itu dari krisis ekonomi, Nicolas Sarkozy, kalah dalam putaran dua pemilu presiden Minggu (6-5)," ujar Umar.
"Dibanding Sarkozy yang banyak bicara, ia justru ditaklukkan 51,7% lawan 48,3% oleh tokoh pendiam, Francois Hollande, yang tiba-tiba memukau negerinya saat debat publik sebagai acara pokok pada putaran kedua pemilu! Dengan perolehan 28,6% pada putaran pertama, Hollande dari Partai Sosialis memang di posisi pertama dan lebih unggul dari Sarkozy!"
"Itu bukti popularitas saja bukan jaminan! Sarkozy merupakan pemimpin pemerintahan Eropa kesembilan yang jatuh sejak krisis melanda tahun lalu!" timpal Amir. "Tapi masalahnya, kenapa rakyat Prancis memilih jalan sosialis tawaran Hollande, padahal jalan itu telah ditinggalkan sejak 1995 saat berakhirnya kekuasaan Francois Mitterand! Apakah itu juga berarti jalan kapitalis dalam wajah kekiniannya neoliberalisme (neolib) sudah mencapai senja kala hingga krisis menjadi badai yang terus berputar dari satu benua ke benua berikutnya?"
"Rakyat Prancis realistis!" tegas Umar. "Sekalipun usaha Sarkozy cukup maksimal, kenyataannya penganggur di Prancis terus bertambah hingga terakhir tembus di atas angka psikologis 10%! Tak kepalang, dalam menapak jalan sosialis untuk keluar dari krisis, Hollande menentang Uni Eropa yang mewajibkan kebijakan penghematan (austerity measure). Ketatnya penghematan itu harus dilonggarkan untuk menurunkan angka pengangguran! Langkah pertama Hollande untuk itu memperkerjakan 60 ribu guru, sebagai bagian dari penciptaan 150 ribu lapangan kerja lain lewat prakarsa pemerintah!"
"Semangat sosialis sama rasa sama rata Hollande menonjol dalan usulan tarif pajak 75% badi warga yang berpendapatan di atas 1 juta euro (Rp11,5 miliar) per tahun!" timpal Amir. "Ia juga janji meningkatkan upah minimum, didukung dengan penerapan anggaran berimbang yang dicapai pada 2017, dengan terus memperbesar porsi anggaran publik!" "Sikap keras Hollande yang cukup memikat warga Prancis adalah tekadnya mengecualikan negerinya dalam kebijakan NATO, yakni menarik pasukan Prancis dari Afghanistan hingga selesai akhir tahun ini!" tambah Umar. "Begitulah warga Prancis, memilih jalan sosialis Holande yang frontal sebagai antitesis bagi neolib yang menyeret Prancis dan Eropa tenggelam krisis!" ***
"Semangat sosialis sama rasa sama rata Hollande menonjol dalan usulan tarif pajak 75% badi warga yang berpendapatan di atas 1 juta euro (Rp11,5 miliar) per tahun!" timpal Amir. "Ia juga janji meningkatkan upah minimum, didukung dengan penerapan anggaran berimbang yang dicapai pada 2017, dengan terus memperbesar porsi anggaran publik!" "Sikap keras Hollande yang cukup memikat warga Prancis adalah tekadnya mengecualikan negerinya dalam kebijakan NATO, yakni menarik pasukan Prancis dari Afghanistan hingga selesai akhir tahun ini!" tambah Umar. "Begitulah warga Prancis, memilih jalan sosialis Holande yang frontal sebagai antitesis bagi neolib yang menyeret Prancis dan Eropa tenggelam krisis!" ***
0 komentar:
Posting Komentar