Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Atasi Banjir secara Terpadu

BANJIR dan longsor terjadi di wilayah Lampung Barat, Minggu (2-12) malam. Akibatnya Krui dan sejumlah wilayah di pesisir Lampung Barat terisolasi. Bahkan, arus lalu lintas dari dan menuju Krui lumpuh total. Jembatan Way Basoh dan Way Tenumbang yang menghubungkan daerah itu dengan Tanggamus ambruk, jalan menuju Liwa tertutup longsor. 

Selain itu, jalan di Pekon Mandiri Sejati ambles sepanjang 30 meter. Banjir yang terjadi mengakibatkan banyak rumah penduduk dan ribuan hektare sawah di Bandarnegeri Suoh terendam. Banjir terjadi akibat tanggul Way Semaka tidak kuat menahan kekuatan air hingga jebol sepanjang 300 meter di tiga titik.

Longsor susulan juga terjadi di Km 12 Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, jalur Liwa—Krui. Safi'i, warga Tanggamus yang sedang melintas mengendarai sepeda motor di wilayah itu dinyatakan hilang, Senin (3-12). Ketika bencana sudah datang, barulah pemerintah sibuk untuk mengatasi dan mencari bantuan ke pusat. Sebenarnya banjir dan longsor, terutama yang terjadi di wilayah Lampung Barat dan Tanggamus, terjadi hampir setiap tahun. Namun, hal itu tidak pernah dijadikan pelajaran untuk mencegahnya. 

Kalau pun ada yang bisa dianggarkan melalui APBD, pekerjaan yang dilakukan kerap hanya sekadar memperbaiki saluran, mengeruk kotoran di selokan atau dianggap cukup untuk menahan banjir, serta memperbaiki tanggul penahan air. Namun, di sisi lain, sumber daya alam terus digerus tanpa henti. Hutan hilang, mata air mengering. Ketika panas datang kering kerontang, sehingga saat hujan datang banjir dan longsor terjadi. 

Untuk itu, perlu ada rencana dan upaya komprehensif dari pemerintah untuk mengatasi masalah banjir dan longsor secara bersama-sama. Banjir dan longsor harus dijadikan musuh bersama-sama untuk kemudian diatasi secara terpadu. Tidak hanya infrastruktur yang perlu diperbaiki, tetapi hutan juga harus dilindungi dan dilestarikan, sehingga ketika hujan deras datang air mempunyai tempat yang baik di dalam tanah. Tidak terus mengalir ke dataran rendah hingga menjadi air bah yang kemudian menimbulkan banjir dan longsor.

0 komentar: