"LEWAT hasil voting sidang Majelis Umum (MU) 138 negara mendukung, 9 menolak, dan 41 abstain, Kamis (29-11), PBB mengakui Palestina sebagai negara dengan status pemantau nonanggota PBB!" ujar Umar. "Sebelumnya, status Palestina sebatas entitas pemantau di PBB, diwakili PLO—Organisasi Palestina Merdeka!"
"Itu langkah maju bagi perjuangan Palestina meraih kemerdekaan!" timpal Amir. "Sebab, dengan peningkatan statusnya menjadi negara (pemantau nonanggota) itu, Palestina bisa bergabung dalam organisasi-organisasi PBB, seperti UNDP, UNHCR, UNESCO, WHO, serta terlibat dalam perjanjian internasional! Posisi di organisasi PBB memperkuat diplomasi!"
"Tanggal 29 November 1947, atas sponsor Inggris (pemangku tanah Palestina sejak 1922 setelah Dinasti Utsmaniyah Turki kalah Perang Dunia I), Prancis, dan AS, MU PBB mengeluarkan Resolusi 181, membagi tanah Palestina jadi 55% untuk Yahudi dan 45% untuk Palestina—dan kemerdekaan bagi Israel!" tegas Umar.
"Putusan tak adil itu didukung 33 negara, 13 menolak, 10 abstain, dengan PBB waktu itu didominasi negara kolonialis!
Sikap tak adil itu berlanjut, utamanya AS yang membela Israel dalam setiap konflik memperluas terus wilayah pendudukan Israel atas tanah Palestina hingga tanah Palestina kini lebih kecil dari 1947!"
"Paling tidak adil cara AS menghambat usaha Palestina justru lewat penampilannya sebagai fasilitator, seperti persetujuan damai Oslo 13 September 1993, antara Yitzak Rabin dan Yasser Arafat, yang difasilitasi Bill Clinton, disepakati otoritas Palestina sebatas pemerintahan sendiri secara sementara!" tukas Amir.
"Posisi itu masih jauh dari status Palestina merdeka yang didamba! Betapa jauh, setelah 19 tahun kemudian, Kamis lalu, baru maju selangkah—pengakuan status di PBB sebagai negara!"
"Jelas sangat tak adil dibandingkan kemerdekaan Israel yang mereka (AS dan sekutunya) berikan seketika 1947!" timpal Amir. "Bahkan keji, setiap kondisi rakyat Palestina membaik selalu diserang militer Israel, dan kebrutalan tanpa rasa kemanusiaan itu selalu dilindungi AS! Pengakuan PBB sebagai negara diharapkan bisa mengubah penilaian dunia saat Israel memperlakukan Palestina cuma sebagai kelompok teroris! Sebanyak 138 negara di belakang Palestina untuk itu!" ***
0 komentar:
Posting Komentar