"KESULITAN Model pendidikan kompetensi berbasis karakter terletak pada kontroversi, ilmu pengetahuan itu bebas nilai, sedangkan karakter berorientasi pada nilai-nilai!" ujar Umar.
"Namun, usaha membangun sinergi ilmu dan karakter tak boleh berhenti di kontroversi itu!
Esensi ilmu bebas nilai tetap dihormati, sinergitasnya dengan karakter disambung pada jenjang aplikasi ilmunya! Itu dilakukan pada pendidikan profesi, di mana kompetensi profesi didasari integritas karakter yang berorientasi pada nilai-nilai etika dan moralitas profesi!"
"Berkat integritas yang berorientasi pada etika dan moralitas profesi, seorang suami tak ragu atau was-was menyerahkan istrinya yang hamil untuk diperiksa luar-dalam oleh seorang dokter ahli kandungan!" timpal Amir.
"Ilmu kedokteran yang dipakai tetap bebas nilai, tapi profesi dokter telah melandasi pekerjaannya dengan nilai-nilai etika dan moralitas profesi, sehingga masyarakat percaya dokter takkan menyalahgunakan ilmunya yang bebas nilai!"
"Bagaimana kita bisa menerapkan kompetensi berbasis karakter seperti itu dalam kurikulum sejak pendidikan dasar, itulah masalahnya!" tegas Umar. "Profesi apa yang bisa dikaitkan dengan proses belajar-mengajar hingga sinergi karakter dengan transformasi ilmu yang bebas nilai itu sublim, tak menodai kemurnian ilmu pengetahuan yang diajarkan?"
"Tentu profesi guru!" potong Amir. "Artinya, integritas guru sebagai fasilitator penyerapan ilmu pengetahuan dan pengembangan diri muridnya, dikukuhkan sebagai poros sistem pendidikan lewat proses belajar-mengajar! Semua dukungan dan fasilitas untuk itu diutamakan guna mensinergikan ilmu dan karakter lewat integritas profesi guru!"
"Jadi bukan lagi seperti selama ini, meski guru sudah dijadikan sosok serba tahu di kelas, sistem pendidikan selalu lebih terputar oleh pusaran birokrasinya!" tukas Umar.
"Celakanya, birokrasinya ada yang korup, sehingga cemarannya lebih meronai realitas dunia pendidikan! Inilah salah satu faktor yang harus diatasi atau malah dieliminasikan dari dunia pendidikan dengan kompetensi berbasis karakter melalui proses pengabdian profesi guru!
Dengan pendekatan baru ini guru bukan lagi sekadar objek perasan birokrat pendidikan, tapi menjadi poros tranformasi ilmu pengetahuan berbasis karakter mulia!" ***
0 komentar:
Posting Komentar