Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Dunia Arab kian Tercabik!

DUNIA Arab kian tercabik lagi. Senin (5/6/2017) empat negara Arab, Saudi sebagai pelopornya, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Mesir, memutus hubungan diplomatik dengan Qatar. Alasannya, Qatar menjalin hubungan dengan Iran, dituduh mendukung Ikhwanul Muslimin dan terorisme, termasuk dua serangan terbaru yang menewaskan sedikitnya tujuh orang di London.
Pernyataan empat negara itu dilansir laman Bloomberg, Senin (5/6/2017), memberi waktu 48 jam bagi para diplomat Qatar untuk meninggalkan negeri mereka. Keempat negara tersebut juga menangguhkan perjalanan udara dan laut dari dan ke Qatar. Selain itu, Arab Saudi menutup penyeberangan darat dengan negara tetangganya itu (Kompas.com, 5/6/2017).
Secara khusus lagi, Arab Saudi menuduh Qatar mendukung kelompok teroris yang didukung Iran yang beroperasi di provinsi timur kerajaan tersebut dan juga Bahrain.
Mengikuti pemerintahnya, maskapai penerbangan Uni Emirat Arab, Etihad Airways, menangguhkan semua penerbangan dari dan ke Doha, Qatar, sejak Selasa (6/6/2017) pagi. Penerbangan terakhir dari Abu Dhabi menuju Doha diberangkatkan Selasa pukul 02.45 waktu setempat, pernyataan tertulis Etihad Airways dikutip Reuters.
Pernyataan empat negara Arab memutus hubungan diplomatik dengan Qatar dengan tuduhan sedemikian sebagai alasannya jelas mengejutkan. Sebab, Qatar dengan ibu kotanya Doha merupakan negeri paling demokratis di teluk yang diekspresikan lewat siaran televisi Aljazeera yang bermarkas di Doha. Selain Doha dikenal sebagai firdaus bagi ekspatriat, juga merupakan tempat konsolidasi bagi banyak gerakan perlawanan di Jazirah Arab, termasuk koalisi pemberontak Suriah yang didukung negara-negara Arab Suni.
Perubahan yang terjadi antara Qatar dan negara-negara tetangga yang semula rekan koalisinya itu, dengan sendirinya membawa perubahan besar percaturan politik dunia Arab. Salah satu yang bisa telak kena dampaknya tentu koalisi pemberontak Suriah.
Namun, segala tuduhan yang ditimpakan ke Qatar itu masih sulit diterima akal sehat, mengingat sifat terbuka pemerintah dan masyarakatnya terhadap dunia luar. Sifat terbuka itu yang mungkin mendorongnya menjalin hubungan dengan Iran, mengikuti Indonesia dengan politik luar negeri bebas-aktifnya.
Tapi, langkah politik Qatar itu menyinggung Arab Saudi yang tegang dengan Iran. Dan, karena Qatar tempat konsolidasi gerakan perlawanan, Qatar mudah dituduh mendukung gerakan-gerakan tersebut, yang di antaranya berlabel teroris. ***

0 komentar: