INDONESIA akan bersekutu dengan Filipina, Australia, Selandia Baru, Malaysia, dan Brunei Darussalam untuk menggempur basis Islamic State of Iraq-Syria (ISIS) di Filipina.
"Indonesia akan melakukan koordinasi dengan lima negara itu, koordinasi multirateral untuk mem-back-up Filipina dalam rangka menghabisi basis ISIS di sana," ujar Menko Polhukam Wiranto, Selasa. (Kompas.com, 13/6/2017)
"Kerja sama itu dilakukan supaya mereka (ISIS) tidak hidup di Asia Tenggara. Tidak hidup di wilayah regional kita," tegas Wiranto.
Dengan ikut menggempur langsung milisi pro-ISIS, baik kelompok Maute yang menguasai Kota Marawi maupun Abu Sayyaf di Mindanao, berarti Indonesia "menjemput bola" dengan mengejar dan manghabisi ancaman di sarangnya, tidak menunggu musuh merasuk ke negeri kita.
Dukungan sekutu negara-negara sekawasan di Asia Tenggara ini amat penting bagi Filipina, sebanding dengan musuh yang dihadapinya juga merupakan aliansi teroris dari berbagai negara.
Lebih-lebih sekarang setelah milisi Maute menjadikan warga sipil Marawi yang terjebak di kawasan teroris sebagai tameng manusia maupun budak ISIS. Para teroris tak segan membunuh warga yang tepergok hendak melarikan diri. Fakta ini dibeberkan otoritas Filipina kepada media, seperti dikutip AFP, Selasa (13/6/2017).
Diperkirakan, ada sekitar 1.000 warga sipil masih terjebak di bagian Kota Marawi yang dikendalikan teroris. Setelah tiga minggu konflik bersenjata pecah, pasukan teroris masih memberikan perlawanan terhadap serangan yang dilancarkan militer Filipina yang didukung pasukan Amerika Serikat.
Pihak berwenang mengatakan diperkirakan ada 400 teroris bersenjata yang masih bertahan di sana menggunakan warga sipil sebagai tameng dan juga budak. Sejak konflik pecah 23 Mei 2017, jumlah korban tewas hingga Selasa (13/6/2017) terdiri dari 26 warga sipil, 58 polisi dan tentara Filipina, dan 202 teroris.
Sebagian besar warga Marawi telah mengungsi. Sekitar 250 ribu orang telah meninggalkan kota dan daerah-daerah di sekitar wilayah konflik.
Terakhir, Senin lalu, teroris ISIS di Filipina itu merilis sebuah video melalui kantor berita propaganda mereka, Amaq. Dalam rekaman itu terlihat para teroris menembak enam warga Kristen di Marawi. Informasi ini dilansir layanan pemantauan intelijen SITE, yang berbasis di AS. Sebuah sulih suara terdengar meminta eksekusi lebih lanjut dilakukan di luar kamera.
Begitulah kejamnya ISIS, tak beda di jazirah Arab maupun Filipina. ***
"Kerja sama itu dilakukan supaya mereka (ISIS) tidak hidup di Asia Tenggara. Tidak hidup di wilayah regional kita," tegas Wiranto.
Dengan ikut menggempur langsung milisi pro-ISIS, baik kelompok Maute yang menguasai Kota Marawi maupun Abu Sayyaf di Mindanao, berarti Indonesia "menjemput bola" dengan mengejar dan manghabisi ancaman di sarangnya, tidak menunggu musuh merasuk ke negeri kita.
Dukungan sekutu negara-negara sekawasan di Asia Tenggara ini amat penting bagi Filipina, sebanding dengan musuh yang dihadapinya juga merupakan aliansi teroris dari berbagai negara.
Lebih-lebih sekarang setelah milisi Maute menjadikan warga sipil Marawi yang terjebak di kawasan teroris sebagai tameng manusia maupun budak ISIS. Para teroris tak segan membunuh warga yang tepergok hendak melarikan diri. Fakta ini dibeberkan otoritas Filipina kepada media, seperti dikutip AFP, Selasa (13/6/2017).
Diperkirakan, ada sekitar 1.000 warga sipil masih terjebak di bagian Kota Marawi yang dikendalikan teroris. Setelah tiga minggu konflik bersenjata pecah, pasukan teroris masih memberikan perlawanan terhadap serangan yang dilancarkan militer Filipina yang didukung pasukan Amerika Serikat.
Pihak berwenang mengatakan diperkirakan ada 400 teroris bersenjata yang masih bertahan di sana menggunakan warga sipil sebagai tameng dan juga budak. Sejak konflik pecah 23 Mei 2017, jumlah korban tewas hingga Selasa (13/6/2017) terdiri dari 26 warga sipil, 58 polisi dan tentara Filipina, dan 202 teroris.
Sebagian besar warga Marawi telah mengungsi. Sekitar 250 ribu orang telah meninggalkan kota dan daerah-daerah di sekitar wilayah konflik.
Terakhir, Senin lalu, teroris ISIS di Filipina itu merilis sebuah video melalui kantor berita propaganda mereka, Amaq. Dalam rekaman itu terlihat para teroris menembak enam warga Kristen di Marawi. Informasi ini dilansir layanan pemantauan intelijen SITE, yang berbasis di AS. Sebuah sulih suara terdengar meminta eksekusi lebih lanjut dilakukan di luar kamera.
Begitulah kejamnya ISIS, tak beda di jazirah Arab maupun Filipina. ***
0 komentar:
Posting Komentar