Artikel Halaman 8, Lampung Post Senin 27-07-2020
Ali, Mendikbud Harus Belajar Sejarah!
H. Bambang Eka Wijaya
KECEWA pada kebijakan Mendikbud memberi hibah masing-masing Rp20 miliar kepada Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation per tahun, hingga Muhammadiyah dan NU keluar dari program 'Pendidikan Merdeka', Fachry Ali memerintahkan agar Mendikbud belajar sejarah!
Pernyataan Fachry Ali itu viral di media sosial, Rabu (22/7/2020);
Fachry Ali, "Ketika keluar dari istana, sehabis dipanggil presiden terpilih, akhir 2019, calon menteri pendidikan yang masih muda belia itu berkata kepada wartawan, 'Saya tidak tahu masa lalu. Tapi saya tahu masa depan.' Lalu ia pulang naik ojek.
Kini Muhammadiyah dan NU keluar dari program 'Pendidikan Merdeka' karena Menteri Pendidikan memberikan dana hibah Rp20 miliar kepada masing-masing Sampurna Foundation dan Tanoto Foundation per tahun.
Menteri Pendidikan benar-benar membuktikan tidak tahu masa lalu. Bahwa Muhammadiyah dan NU telah melakukan pendidikan rakyat jelata jauh sebelum Indonesia ada. Sementara Sampoerna Founfation dan Tanoto Foundation baru lahir beberapa 'menit' lalu -- untuk ukuran masa panjang pengabdian Muhammadiyah dan NU mencerdaskan anak-anak bangsa.
Ironi orang tak mengerti masa lalu. Saya perintahkan Menteri Pendidikan balajar sejarah!!!!"
Sampoerna Foundation adalah lembaga pendidikan wirausaha yang didirikan Putra Sampoerna, salah satu dari sembilan orang terkaya di Indonesia. Didirikan sebagai pengabdian masyarakat sejumlah perusahaan milik Keluarga Sampoerna, di antaranya pabrik rokok kretek terbesar pertama di Indonesia, Dji Sam Soe.
Sementara Tanoto Foundation, lembaga pendidikan wirausaha dan pemberi beasiswa, didirikan Sukanto Tanoto, konglomerat asal Sumatera Utara. Tanoto 1970-an bangkit dengan Raja Garuda Emas (RGE) Group, di bidang perkayuan. Pabrik pulp di Porsea, Tapanuli Utara, yang bertanggung jawab atas penggundulan hutan pinus di sekitar Danau Toba, bagian dari grup ini.
Belakangan Sukanto Tanoto berkibar dengan Asian Agri, pemilik ratusan ribu hektar kebun sawit dan sejumlah pabrik CPO, serta hutan tanaman industri (HTI) dengan sejumlah pabrik pulp, utamanya di Riau.
RGE Internasional menurut profil perusahaan itu, grup perusahaan manufaktur berbasis sumber daya alam berkantor di Singapura, Hongkong, Jakarta, Beijing, Nanjing, dengan total aset 20 miliar dolar AS (Rp290 triliun) , dan karyawan 60 ribu orang.
Lembaga milik konglomerat seperti itulah yang diberi hibah Rp20 miliar per tahun. Semestinya, mereka yang berhibah. Terbalik. ***
1 komentar:
cuma di sini agen jud! online dengan proses yang sangat cepat :)
ayo segera daftarkan diri anda di agen365 :)
WA : +85587781483
Posting Komentar