Artikel Halaman 8, Lampung Post Rabu 22-07-2020
Angka Positif Covid RI Lampaui RRT!
H. Bambang Eka Wijaya
JUMLAH kasus positif Covid-19 di RI pada Sabtu (18/7/2020) 84.882 kasus, melampaui RRT yang dicatat Worldometers hari itu sebanyak 83.644 kasus. Angka positif baru RI bertambah 1.752 orang, sedang RRT dalam 24 jam hanya tambah 22 orang.
Dengan penambahan positif baru RI pakai 'deret ukur' dan RRT 'deret hitung' itu, RI pada hari itu menyalip posisi RRT di peringkat 25 dunia, dan RRT turun ke peringkat 26.
RRT sebagai negeri asal pandemi Covid-19 dan lebih awal 3 bulan dari RI, mencatat angka kematian lebih besar sebanyak 4.634 sampai hari itu, dibanding RI 4.016 korban jiwa. Namun dengan laju angka tambahan baru RI yang lebih laju, skor akhirnya wallahu alam.
Paling diharapkan tentu angka kesembuhan yang pada hari itu RI mencatat 43.268 orang bisa segera melampaui RRT sebesar 78.758 orang. Besarnya angka kesembuhan terkait kerja keras pekerja medis dan cerminan baiknya layanan kesehatan.
Namun angka kesembuhan itu juga diharapkan RI bisa mengejar RRT. Sebab, pasien Covid-19 di RI yang belum sembuh tercatat sebanyak 37.598 orang, di Tiongkok kini tinggal 252 orang.
Transmisi Covid-19 di Indonesia yang masih terus melaju dengan 'deret ukur'7 itu salah satu penyebabnya karena tingkat pelacakan masif masih rendah, yakni total tes virus korona yang telah dilakukan sampai Sabtu (18/7/2020) baru 1,2 juta lebih dengan rasio 4.389 per 1 juta penduduk.(kumparan, 18/7) Sedangkan di RRT laju transmisi barunya menjadi sporadis karena jumlah tes yang dilakukan negeri itu mencapai 90 juta lebih, dengan rasio 62.814 per 1 juta penduduk.
Setelah pandemi melampaui angka krisis Tiongkok sebagai garis klimaks universal, pemerintah pusat, daerah dan semua tingkatan gugus tugas penanganan Covid-19, seyogianya merapikan barisan, introspeksi.
Apakah benar melajunya penularan baru semata akibat kurang disiplinnya warga pada protokol kesehatan, atau ada kesalahan dalam taktik bahkan strategi dalam memerangi Covid-19?
Dalam hal ini yang dicemaskan jika kesalahan sebenarnya ada pada taktik dan strategi perang melawan Covid-19, namun pehatian malah dialihkan ke arah lemahnya disiplin masyarakat menaati protokol kesehatan. Kalau itu yang terjadi, kebas bibir mengingatkan pada protokol kesehatan, infeksi baru terus melaju.
Pengalihan perhatian pada kelemahan disiplin warga itu, hingga ada tilang masker mulai akhir Juli, bisa menjadi pangkal bencana jika dengan itu melalaikan kesalahan taktik dan strategi memerangi Covid-19. ***
1 komentar:
admin numpang promo ya.. :)
cuma di sini tempat judi online yang aman dan terpecaya di indoneisa WA : +85587781483
Posting Komentar