Artikel Halaman 8, Lampung Post Jumat 24-07-2020
Strategi Terpadu Atasi Pandemi-Resesi!
H. Bambang Eka Wijaya
PERPRES 82/2020 membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, mengatasi secara terpadu pandemi dan resesi. Komite diketuai Erlangga Hartarto; ketua pelaksana Erick Tohir; lalu Doni Monardo di Satgas Covid-19, dan Budi Gunadi Sadikin di Satgas Ekonomi.
Perubahan strategi menghabisi Covid-19 memang sudah menjadi keharusan. Dihitung sejak 2 Maret Indonesia memerangi Covid-19, sampai akhir Juli telah berlangsung lima bulan.
Namun, angka penularan masih tinggi, di kisaran 1.500 kasus per hari. Bahkan angka kematian akibat Covid-19 hari Minggu (19/7) mencatat rekor, 127 jiwa meninggal dalam satu hari. Angka positif baru Covid-19 sejak Sabtu (18/7) melampaui Tiongkok yang jauh lebih dahulu didera Covid.
Negara-negara yang mengalami serangan parah, seperti Italia, Inggris, Perancis, kasus baru bisa dihentikan dalam empat bulan. Tapi Indonesia, seperti AS, Brasil, India, dan Rusia, berlarut penularan barunya.
Selama ini pemerintah selalu cenderung untuk mengkambing-hitamkan masyarakat kurang disiplin pada protokol kesehatan sebagai penyebab tak hentinya penularan baru. Sampai dilakukan tilang masker, tapi penularan baru tetap melaju.
Akhirnya pemerintah sadar, kesalahan tak semata pada kurangnya disiplin masyarakat. Tapi, lambannya penanganan yang ditandai dengan kecilnya anggaran Covid yang cair. Saat Jokowi marah disebut, anggaran baru cair 1,78%. Padahal perang lawan Covid telah berlangsung lebih empat bulan. Maju ke medan perang dengan peluru hampa, itulah penyebab sebenarnya musuh kian merajalela.
Kini strategi baru dipasang. Amunisi disiapkan dengan kaliber peluru diperbesar agar musuh lebih cepat dilumat.
Namun dengan strategi sekali tepuk dua pulau dikuasai, menghancurkan Covid dan membangun ekonomi, bukan soal mudah. Mengalahkan Covidnya saja belum punya pengalaman, ini mau sekaligus mencetak pengalaman bersamaan sukses membangun ekonomi. Optimisme tak ada salahnya. Tapi realistis lebih baik.
Kesalahan kita selama ini mungkin karena kita megalomania, gila yang besar. Membuat pembatasan juga berskala besar (PSBB). Nyatanya tak mampu mengendalikan secara efektif.Buktinya larangan mudik, ada setengah juta kendaraan lolos mudik.
Kalau skalanya kecil, lebih mudah mengontrolnya, mungkin lebih efektif. Dengan skala kecil, jika orang tetap bisa beraktivitas ekonomi, asalkan menaati protokol kesehatan, warga tak terlalu merasa tertekan. Kehidupan new normal terasa menyenangkan. ***
1 komentar:
agen365 menyediakan game : sbobet, ibcbet, casino, togel dll
ayo segera bergabung bersama kami di agen365*com
WA : +85587781483
Posting Komentar