Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Dorong Pemulihan, Bunga Acuan 3,75%!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Kamis 26-11-2020
Dorong Pemulihan, Bunga Acuan 3,75%!
H. Bambang Eka Wijaya.

OPTIMISME pemulihan ekonomi global dari pandemi dan resesi merebak di KTT G-20. Banyak dasar penopangnya. Mulai dari adanya vaksin mengatasi pandemi, berakhirnya perang dagang hasil pilpres AS, dan kembalinya sistem neoliberalisme tanpa hambatan tarif.
Untuk 2021 pun G20 mencanangkan program pembangunan P3 -- People, Planet, Prosperity. Memulihkan manusianya dari babak belur pandemi Covid-19 dan badai resesi ekonomi, memulihkan planet dengan kembali ke Kesepakatan Paris yang sempat dikacaukan Trump, dan memajukan kesejahteraan umum dengan inovasi teknologi utamanya digital.
Dan Indonesia, telah lebih dahulu menyambut optimisme tersebut dengan mencanangkan suku bunga acuan kredit Bank Sentral 3,75% sejak pekan lalu. Diharapkan, kebijakan Bank Indonesia itu mampu mendorong langkah pemulihan berpayung program global P3.
Pemantapan implementasi program P3 di Indonesia penting sekali, karena akan menjadi pokok bahasan dalam KTT G20 tahun 2021 di Italia, sekaligus pengantar menuju pemikiran baru solusi global yang harus disiapkan Indonesia selaku tuan rumah KTT G20 tahun 2022.
Namun untuk itu, semua negara harus bisa menuntaskan pandemi Covid-19 lewat adanya vaksin yang dijamin merata di semua negara. Sebelum pandemi berhasil diatasi, pemulihan ekonomi akan selalu kurang mulus.
Kebijakan BI menetapkan suku bunga acuan 3,75% pada 19 November 2020 itu didukung cadangan devisa yang mencapai 137 miliar dolar AS pada Oktober 2020.
Selain itu, BI juga mencatat surplus neraca pembayaran sebesar 2,1 miliar dolsr AS pada kuartal III-2020. Rinciannya, surplus 1 miliar dolar AS pada neraca transaksi berjalan atau 0,4% dari PDB, dan surplus 1 miliar dolar AS pada neraca modal dan finansial.
Lalu BPS mengumunkan neraca perdagangan RI juga surplus sebesar 3,6 miliar dolar AS pada Oktober 2020.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan diambil mempertimbangkan tingkat inflasi yang rendah dan stabilitas eksternal menjaga langkah lanjutan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. (Kompas.com, 23/11)
Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani dari forum G20 mengatakan, tanpa vaksin mustahil ada pemulihan ekonomi. Itu disertai, "Dukungan kebijakan perekonomian dan keuangan terutama di bidang fiskal, moneter, dan regulasi di sektor keuangan perlu dilakukan dan harus dilakukan."
Artinya, kebijakan fiskal, moneter dan regulasi di sektor keuangan harus tetap dijalankan sampai ekonomi betul-betul pulih secara kuat. ***




0 komentar: