Artikel Halaman 8, Lampung Post Minggu 01-11-2020
Ditemukan, Organ Baru
Manusia di Tenggorokan!
H. Bambang Eka Wijaya
SEBUAH organ baru tubuh manusia ditemukan tim peneliti di tenggorokan. Ironis, penelitian medis sudah sepanjang zaman, baru kini ditemukan organ penting: satu set kelenjar ludah, jauh di bagian atas tenggorokan.
Sepasang kelenjar ini ditemukan rata-rata dengan panjang 3,9 cm. Karena lokasinya di atas tulang rawan yang disebut torus tubarius, para penemu kemudian menjulukinya sebagai kelenjar ludah tubarial.
Dalam studi yang dipublikasikan secara daring pada 23 September di jurnal Radiotheraphy and Oncology, peneliti menduga kelenjar ini berperan dalam melumasi dan melembabkan tenggorokan bagian atas di belakang hidung dan mulut.
Pemimpin penulis studi sekelompok ilmuwan Belanda tersebut, Matthijs H mengungkap, penemuan ini mendebarkan, tapi para penulis pada awalnya agak skeptis terhadap temuan tersebut.
Kelenjar ini ditemukan selama pemindaian yang dirancang untuk mencari pertumbuhan tumor. Penemuan tak sengaja ini dilakukan dokter saat memindai hasil CT-scan kombinasi dari pasien yang dirawat dengan kanker prostat.
Para peneliti melakukan analisis lebih lanjut pada hasil scan kepala dan leher dari 100 orang, sebagian besar yang dirawat dengan kanker prostat.
Peneliti juga membedah dua mayat, satu pria satu wanita, yang diperoleh dari program donasi tubuh manusia, untuk memastikan langsung di mana kelenjar tersebut berada.
Hasilnya, sepasang kelenjar itu ditemukan pada kedua objek studi tersebut.
Penulis mengatakan, sepasang kelenjar ini tidak dapat dilihàt dengan metode pencitraan medis konvensional seperti ultrasound, CT-scan atau MRI.
Entitas yang tidak diketahui hanya diidentifikasi ketika para dokter menggunakan jenis pemindaian canggih dan baru yang disebut PSMA PET/CT yang telah digunakan untuk mendeteksi penyebaran kanker prostat.
PSMA PET adalah singkatan dari pencitraan antigen membran khusus prostat menggunakan tomografi emisi positron.
"Temuan ini mendukung identifikasi kelenjar tubarial sebagai entitas anatomi dan fungsional baru," kata para penulis. (SainsKompas, 23/10)
Dr. Valerie Fitzhugh, ketua patologi di Sekolah Kedokteran Rutgers New Jersey mengatakan kelenjar tersebut mungkin baru ditemukan, tapi sulit mengecualikan bahwa ini mungkin mewakili kelompok kelenjar ludah minor.
"Langkah kami selanjutnya mencari cara terbaik untuk menyelamatkan kelenjar baru ini dan pada pasien yang mana," kata penulis studi Wouter Vogel, ahli onkologi radiasi di Institut Kanker Belanda. ***
0 komentar:
Posting Komentar